Repost : https://id.wikipedia.org/wiki/Kapal_tempur_Jepang_Yamato

Kapal ini dibangun dari 1939 hingga 1940 di Arsenal Angkatan Laut Kure, Prefektur Hiroshima, dan secara resmi mulai ditugaskan pada akhir 1941. Sepanjang tahun 1941, Yamato dijadikan kapal pemimpin yang dinaiki Laksamana Isoroku Yamamoto. Kapal ini pertama kali berlayar sebagai anggota Armada Gabungan selama Pertempuran Midway Juni 1942. Selama tahun 1943, Yamato secara terus menerus dipindah-pindahkan dari Truk ke Kure, dan lalu ke Brunei untuk menghindari serangan udara Amerika Serikat terhadap pangkalan militer Jepang. Yamato hanya pernah sekali menembakkan meriam utama ke sasaran musuh. Kesempatan itu diberikan kepadanya pada bulan Oktober 1944, namun Yamato segera diperintahkan pulang setelah serangan dari kapal perusak dan pesawat-pesawat tempur dari gugus tugas kapal induk pengawal "Taffy" berhasil menenggelamkan tiga kapal penjelajah berat dalam Pertempuran Lepas Pantai Samar. Yamato karam bulan April 1945 dalam Operasi Ten-Go.
yamato adalah kapal utama dalam "kapal tempur kelas berat" Yamato yang dirancang Angkatan Laut Kekaisaran Jepang pada tahun 1937. Kapal tempur kelas ini dirancang untuk dapat meladeni sasaran musuh yang beragam, dan dimaksudkan sebagai cara Jepang untuk bersaing dengan Angkatan Laut Amerika Serikat yang lebih maju. Dengan dibuatnya kapal-kapal kelas Yamato yang masing-masing berkapasitas 70.000 ton, Jepang berharap kemampuan kapal-kapal tempurnya dapat menyaingi Amerika Serikat
Pembangunan lunas Yamato dimulai 4 November 1937 di Arsenal Angkatan Laut Kure dengan memakai galangan kapal yang didesain secara khusus. Pembangunan kapal ini dirahasiakan. Kain berukuran besar menghalangi pemandangan sewaktu kapal ini dibagun di galangan kapal Kure. Kapal ini sangat besar, sehingga perlu dirancang dan dibuat kran gantri (alat angkat) yang masing-masing dapat mengangkat muatan 150 ton dan 350 ton. Yamato diluncurkan 8 Agustus 1940 di bawah pimpinan Kapten (kemudian naik pangkat sebagai Laksamana Madya) Miyazato Shutoku.
Persenjataan
Meriam utama Yamato terdiri dari sembilan meriam laut 40 cm/45 Tipe 94 kaliber 18,1 inci yang merupakan artileri angkatan laut berkaliber terbesar yang pernah dipasang di atas kapal perang. Panjang masing-masing meriam 21,13 m dan beratnya 147,3 metrik ton. Meriam ini mampu menembakkan peluru penembus perisai berdaya ledak tinggi hingga sejauh 42,0 km.Meriam sekunder terdiri dari dua belas meriam kaliber 6,1 inci (15 cm) yang dipasang di empat menara meriam (satu di depan, satu di belakang, dua di tengah kapal),dan dua belas senjata kaliber 5 inci (13 cm) yang dipasang di enam menara meriam ganda (tiga di masing-masing sisi bagian tengah kapal). Selain itu, Yamato membawa 24 senapan antipesawat yang sebagian besar di pasang di bagian tengah kapal. Ketika dilengkapi kembali pada tahun 1944, meriam sekunder diganti menjadi enam meriam kaliber 6,1 inci (15 cm), dua puluh empat meriam kaliber 5 inci (13 cm), dan seratus enam puluh dua senjata antipesawat kaliber 1 inci (2,5 cm) sebagai persiapan pertempuran laut di Pasifik Selatan.Dinas tempur
Uji coba dan operasi pertama: 1942
Pada 16 Desember 1941, Yamato secara resmi ditugaskan di Kure di bawah pimpinan Kapten (naik pangkat sebagai Laksamana Madya) Gihachi Takayanagi sebagai komandan kapal. Pada hari yang sama, Yamato bergabung dengan Divisi Kapal Tempur I bersama-sama dengan kapal tempur Nagato dan Mutsu. Pada 12 Februari 1942, Yamato dijadikan kapal pemimpin Armada Gabungan di bawah komando Laksamana Isoroku Yamamoto. Setelah serangkaian uji coba di laut dan permainan perang, Yamato dinyatakan siap beroperasi secara penuh dan mulai bertugas sejak 27 Mei 1942. Yamato juga ditugaskan sebagai kapal tempur utama Isoroku Yamamoto sebagai persiapan menghadapi Pertempuran Midway.Dalam Pertempuran Midway, Laksamana Yamamoto memimpin kekuatan laut Jepang dari atas anjungan Yamato. Setelah kapal induk Jepang menderita kekalahan (empat kapal induk dan 332 pesawat yang diangkutnya hancur), Yamato dan kapal-kapal tempur utama ditarik mundur ke Hashirajima.Pada 17 Agustus 1942, Yamato berangkat dari Kure menuju Truk. Sebelas hari kemudian, kapal selam Amerika Serikat Flying Fish memergoki Yamato, dan menembakkan empat torpedo ke arah Yamato. Keempat-empatnya luput, dan Yamato selamat tiba di Truk pada hari yang sama. Semasa Kampanye Militer Guadalkanal, Yamato tetap berada di Truk mengingat tingkat konsumsi bahan bakar yang boros hingga tidak mungkin dipakai dalam Pertempuran di Kepulauan Solomon. Pada Desember 1942, Kapten (nantinya Laksamana Madya) Chiaki Matsuda ditugaskan sebagai komandan Yamato.
Berpindah-pindah pangkalan: 1943
Pada 11 Februari 1943, Musashi menggantikan peran Yamato sebagai kapal pimpinan Armada Gabungan. Yamato tidak pernah dipakai bertempur hingga para awak kapal penjelajah dan kapal perusak Jepang di Pasifik Selatan menjulukinya "Hotel Yamato". Yamato hanya disandarkan di Truk hingga Mei 1943 saat diberangkatkan ke Yokosuka dan dikembalikan ke Kure Selama 9 hari, Yamato masuk dok kering untuk inspeksi dan perbaikan umum. Pada bulan Juli 1943, Yamato kembali masuk dok kering untuk pemasangan sistem senjata antipesawat, perisai menara meriam sekunder, dan sistem kendali kapal yang diperbarui dan dipasang kembali. Pada bulan Agustus, Yamato diberangkatkan ke Truk untuk bergabung dengan Gugus Tugas berukuran besar yang dibentuk untuk mengatasi serangan udara Amerika di atol Tarawa dan Makin. Pada November 1943, Yamato bergabung dengan gugus tugas yang lebih besar, terdiri dari enam kapal tempur, tiga kapal induk, dan sebelas kapal penjelajah sebagai reaksi atas serangan udara Amerika Serikat di Kepulauan Wake. Dalam dua kali aksinya, Yamato tidak pernah bertemu dengan kekuatan laut maupun udara Amerika Serikat, dan armada dipulangkan ke Truk.
Pada November 1943, Yamato dan Musashi diputuskan untuk diubah sebagai kapal angkut mengingat kapasitas penyimpanan kedua kapal ini yang besar dan dilindungi perisai baja. Pada 23 Desember 1943, ketika sedang mengangkut pasukan dan peralatan ke Kepulauan Admiraty, Yamato dan gugus tugasnya diadang oleh kapal selam USS Skate yang menembakkan empat buah torpedo ke arah Yamato. Dua di antaranya menghantam lambung kanan dekat menara meriam nomor 3. Kerusakan berat pada perisai kapal membuat magasen atas di menara meriam bagian belakang kebanjiran air. Yamato terpaksa dipulangkan ke Truk untuk perbaikan darurat.
Ikut bertempur: 1944
Dari 19 Juni hingga 23 June 1944, Yamato mengawal Armada Mobil Ozawa selama Pertempuran Laut Filipina yang dijuluki pilot-pilot Amerika Serikat sebagai "Pesta Menembak Ayam Kalkun Mariana Raya". Kerugian pihak Jepang melebihi 400 pesawat tempur, tiga kapal induk tenggelam akibat serangan kapal selam dan serangan udara. Salah menembak ke pesawat Jepang yang sedang pulang merupakan satu-satunya aksi Yamato dalam pertempuran itu. Setelah pertempuran selesai, Yamato dan Armada Mobil ditarik mundur ke Brunei untuk pengisian bahan bakar dan dipersenjatai kembali.
Setelah pertempuran di lepas pantai Samar, Yamato dan sisa-sisa Angkatan A kembali ke Brunei Pada 15 November 1944, Divisi Kapal Tempur I dibubarkan, dan Yamato dijadikan kapal bendera Armada Kedua. Pada 21 November, ketika sedang melewati Laut Cina Timur dalam perjalanan menuju Pangkalan Angkatan Laut Kure Yamato dan kapal-kapal dalam gugur tempurnya diserang kapal selam USS Sealion. Kapal tempur Kongo dan sejumlah kapal perusak tenggelam.[ Setibanya di Kure, Yamato sehera masuk dok kering untuk perbaikan dan peningkatan kemampuan sistem senjata antipesawat. Senjata anti pesawat yang lama diganti sistem baru. Pada 25 November 1944, Kapten Aruga Kosaku ditunjuk sebagai komandan Yamato yang baru.
Operasi terakhir hingga karam: 1945
Pada 1 Januari 1945, Yamato, Haruna, dan Nagato dipindahkan ke Divisi Kapal Tempur I yang baru diaktifkan kembali. Dua hari berikutnya, Yamato keluar dari dok kering. Ketika Divisi Kapal Tempur I dinonaktifkan kembali pada 10 Februari 1945, Yamato dipindahkan ke Divisi Angkut I. Pada 19 Maret 1945, Yamato diserang habis-habisan oleh pesawat terbang dari USS Enterprise, USS Yorktown, USS Intrepid yang menyerbu pangkalan angkatan laut utama Jepang di Kure ketika Yamato sedang didok. Namun Yamato hanya menderita kerusakan ringan, berkat pengawalan pilot instruktur pesawat tempur Jepang yang menerbangkan pesawat tempur Kawanishi N1K "Shinden" atau "George". Skuadron ini dipimpin pilot Minoru Genda yang merencanakan Pengeboman Pearl Harbor. Kehadiran pesawat-pesawat tempur Kawanishi N1K yang setara kalau tidak lebih superior dibandingkan F6F Hellcat membuat pilot-pilot Amerika terkejut, dan beberapa pesawat Amerika Serikat ditembak jatuh. Tembakan defensif antipesawat dan plat perisai dek atas yang tebal juga menjaga Yamato dari kerusakan yang serius. Pada 29 Maret 1945, Yamato berangkat dengan amunisi penuh, dan bersiap-siap melakukan pertempuran di Okinawa dalam Operasi Ten-Go.Pada pukul 12.32 tanggal 7 April 1945, Yamato menyambut serangan gelombang pertama yang terdiri dari 280 pesawat dari Gugur Tugas 58, terkena tiga kali (dua bom, satu torpedo). Pada pukul 14.00, dua kapal pengawal Yamato tenggelam. Tidak lama kemudian, Yamato dan kapal-kapal pengawal yang tersisa menjadi sasaran serangan gelombang kedua yang terdiri dari 100 pesawat. Pada pukul 14.23, setelah dihantam 10 torpedo dan kejatuhan 7 bom, ruang amunisi Yamato meledak.Asap ledakan membubung setinggi 6,4 km dan dapat dilihat dari Kyushu yang berjarak 160 km dari lokasi tenggelamnya Yamato. Sejumlah 2.498 awak dari total 2.700 awak Yamato dinyatakan hilang, termasuk komandan armada Laksamana Madya Seiichi Itō.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar