Repost : http://danish56.blogspot.co.id/2011/09/tank-tank-perkasa-buatan-jerman-di-pd-2_03.html
Type : Heavy Tank Destroyer
Place of origin : Nazi Germany
Designer : Dr. Ferdinand Porsche
Designed :1942
Manufacturer : Porsche AG
Unit cost :?
Produced :March 1943–44
Number built :91
Specifications
Weight 65.000kg
Length 8,1m
Width 3,4m
Height 2,9m
Crew 6
Armor
50-200mm
Primary armament :1× 8,8 cm Pak 43/2 L/70
Secondary armament : 1× 7.92 mm Maschinengewehr 34 (versi Late)
Engine : 2×Maybach HL 120 petrol
Power/weight :9 hp/tonne
Fuel Capacity : - litres
Suspension :longitudinal torsion-bar
Operational range:150km
Speed :30 km/h
Pertama kali di desain antara tahun 1941-42. Tank ini menggunakan sasis
Porsche Tiger I yang gagal bersaing dengan desain Henschel. Saat itu
Henschel menyodorkan varian Tiger I dengan posisi turret ada di tengah
sasis, sedangkan Porsche memilih menempatkan turret agak ke depan sasis,
keduanya sama-sama menggunakan turret desain Krupp. Henschel dinyatakan
sebagai pemenang dan Tiger I diproduksi berdasarkan rancang bangun
Hencshel. Sedangkan Porsche yang kalah masih mendapat kesempatan,
sasisnya akan digunakan sebagai sasis tank destroyer yang baru,
dilengkapi dengan meriam anti-tank Krupp yang baru, 88 mm Pak 43/2.
Senjata baru ini dapat menghancurkan tank musuh dari jarak jauh, sebelum
tank musuh dapat menembak.
Ruang pengemudi dan operator radio terletak di depan, masing-masing
terpisah. Ruang mesin berada di tengah sasis, sedangkan kubah meriam dan
kru meriam terletak di bagian belakang tank. Meriam 88 mm
Panzerabwehrkanone (PaK) 43/2 L/71 adalah meriam baru yang dikembangkan
dari basis 88mm (Flak 18/36), meriam anti pesawat yang terkenal karena
selain dapat digunakan untuk menembak jatuh pesawat, meriam ini ternyata
juga dapat digunakan untuk menghancurkan tank-tank sekutu di Afrika.
L/71 memiliki laras lebih panjang daripada L/56 Flak 18 & Flak 36,
sehingga kecepatan pelurunya jauh lebih tinggi. Meriam ini dapat
digerakan dengan sudut 25° baik secara vertikal maupun horizontal. Pada
saat tank bergerak biasanya laras meriam ini dikunci dengan pengait yang
ada di depan sasis.
Sebanyak 91 unit dikerahkan di Battle of Kursk, yang merupakan salah
satu pertempuran tank terbesar saat itu. Ferdinand berhasil
menghancurkan banyak tank Soviet, sedangkan armor tebal yang dimiliki
Ferdinand sulit ditembus oleh meriam dan senjata anti-tank Soviet saat
itu. Walaupun sukses di medan tempur melawan tank-tank Soviet, tank ini
justru mendapat masalah saat berhadapan dengan infantri lawan. Ferdinand
sama sekali tak dibekali senjata MG layaknya tank-tank Jerman lainnya
sehingga rentan dari serangan infantri lawan. Kebanyakan Ferdinand yang
mengalami kerusakan terpaksa ditinggalkan karena tank ini terlalu berat
untuk ditarik (bobot Ferdinand 65.000kg - bandingkan, tank Tiger I yang
berbobot 55.000kg saja jika diderek harus menggunakan setidaknya 3 unit
Sd.Kfz.9).
Ferdinand yang masih tersisa kemudian dikirim ke Austria untuk
di-upgrade dan diberi nama Elefant, perbedaan yang paling terlihat
adalah penambahan MG34 sebagai machinegun anti infantri. Tahun 1944
tank-tank ini dikirim ke front Italia untuk menghadapi kemajuan sekutu
disana, namun bobotnya yang terlalu berat ternyata tak cocok digunakan
di medan Italia, kebanyakan jalan dan jembatan yang ada di Italia tak
sanggup menahan bobot tank ini sehingga amat menyulitkan mobilitasnya.
Masalah lain datang dari kurangnya spare-part yang tersedia, sehingga
kebanyakan Elefant dihancurkan oleh krunya sendiri agar tak digunakan
oleh musuh. Elefant terakhir terlihat beraksi dalam pertempuran
terakhir, Battle of Berlin.
Dibalik sejumlah kelemahan fatal yang melekat pada Ferdinand/Elefant, tank ini juga menorehkan reputasi yang baik dengan kill ratio 10:1. Pada Battle of Kursk, sPzJagAbt 653 yang dilengkapi tank ini mengklaim berhasil menghancurkan 320 tank Soviet dari berbagai jenis dengan hanya kehilangan 13 Ferdinand. Rekor yang luar biasa ini disebabkan oleh kekuatan dari meriam baru 8.8cm yang digunakannya dan tebalnya lapisan armor (200mm) yang dipakainya.
Saat ini hanya ada dua Elefant/Ferdinand yang tersisa. Ferdinand yang berhasil diambil alih Soviet sewaktu Battle of Kursk, dan Elefant yang berhasil diperoleh sekutu di Anzio, Italia. Masing-masing berada di museum Kubinka di luar Moskow dan Museum United States Army Ordnance di Maryland.
Dibalik sejumlah kelemahan fatal yang melekat pada Ferdinand/Elefant, tank ini juga menorehkan reputasi yang baik dengan kill ratio 10:1. Pada Battle of Kursk, sPzJagAbt 653 yang dilengkapi tank ini mengklaim berhasil menghancurkan 320 tank Soviet dari berbagai jenis dengan hanya kehilangan 13 Ferdinand. Rekor yang luar biasa ini disebabkan oleh kekuatan dari meriam baru 8.8cm yang digunakannya dan tebalnya lapisan armor (200mm) yang dipakainya.
Saat ini hanya ada dua Elefant/Ferdinand yang tersisa. Ferdinand yang berhasil diambil alih Soviet sewaktu Battle of Kursk, dan Elefant yang berhasil diperoleh sekutu di Anzio, Italia. Masing-masing berada di museum Kubinka di luar Moskow dan Museum United States Army Ordnance di Maryland.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar