Minggu, 15 Januari 2017

Helikopter Changhe Z-11

Palembang, 15 Januari 2017
Repost : https://id.wikipedia.org/wiki/Changhe_Z-11



Changhe Z-11 adalah helikopter utilitas ringan yang dikembangkan oleh Changhe Aircraft Industries Corporation (CAIC). Menurut situs Changhe Aircraft Industries Corporation, itu diklaim menjadi helikopter indigenously yang pertama dirancang di Tiongkok. Hal ini didasarkan dari Eurocopter Ecureuil.
Proyek Z-11 dimulai pada tahun 1989 dan penerbangan pertama dibuat pada Desember 1994. Pada Oktober 2000, penerbangan uji Z-11 telah diselesaikan. Perancang umum Z-11 adalah Mr Wu Ximing (吴希明), yang juga desainer umum dari tiga helikopter Cina lainnya, termasuk WZ-10. Di bawah Mr Wu, Z-11 menjadi helikopter Cina pertama yang benar-benar dirancang oleh CAD/CAM.

Helikopter Mil Mi-24

Palembang, 15 Januari 2017
Repost : https://id.wikipedia.org/wiki/Mil_Mi-24




Mil Mi-24 (kode NATO: Hind) merupakan helikopter tempur dan pengangkut buatan Uni Soviet. Helikopter ini mulai dioperasikan pada tahun 1976 oleh Soviet, dan saat ini masih dipakai oleh 30 negara lainnya.
Kode NATO untuk helikopter ini adalah Hind, dan variannya diidentifikasikan dengan menambahkan huruf. Versi ekspor helikopter ini, Mi-25 dan Mi-35, disebut Hind D dan Hind E. Pilot Soviet menyebut helikopter ini летающий танк (letayushiy tank, atau tank terbang). Nama julukan lazim lainnnya adalah Крокодил (krokodil, atau buaya), karena bentuk dan warna kamuflasenya.[1]
Helikopter seri “Hind” produksi Mil merupakan favorit pada Perang Dingin dan terus dimodernisasi termasuk oleh Angkatan Bersenjata Russia. Helikopter berat ini mampu melaksanakan berbagai peran di dalam medan pertempuran, baik pada masa damai maupun perang, dan telah terlihat dalam berbagai peperangan dari Afrika hingga Timur Tengah dan Rusia.
Mi-24 dibuat berdasarkan helikopter transport Mi-8 “Hip” dan digabungkan dengan sistem dan subsistem dari seri Mi-17. Mi-24 orisinil mempunyai sebuah kokpit “glass house”, sangat berbeda dengan kokpit tandem. Bodi helikopter ini sangat adaptable (dapat diadaptasikan sesuai keperluan), mampu membawa sampai delapan pasukan siap tempur atau penumpang atau empat tandu berisi pasien. Sistem sayap “patah”-nya (stubbed wing) memungkinkan untuk dibawanya persenjataan dalam jumlah besar, dengan standarnya adalah pod roket, pod senapan, sistem misil anti-tank. Sistem sayap ini juga memungkinkan helikopter dilengkapi dengan misil udara-ke-udara untuk pertahanan diri. Sebuah senapan mesin juga terpasang di bagian hidung.
Mi-24 pernah terlihat dalam perang Soviet di Afganistan di mana sering menjadi target sistem misil permukaan-ke-udara Stinger milik AS. Mi-24 juga memberikan efek populer pada perak Irak-Iran 1980an melawan AH-1 Cobra milik AS. Helikopter ini telah dipakai dalam Perang Sipil Nikaragua, Sri Lanka, Invasi Kuwait, perang Rusia-Ceko, Sierra Leone, Kosovo, Pantai Gading dan Kongo. Seri Hind merupakan alternatif populer di banyak negara dimana peralatan militer semakin mahal.
Model Hind-D merupakan titik balik untuk helikopter ini karena menggunakan kokpit (berlapis baja penuh) baru dan turret bertenaga 4-barrel. Walaupun helikopter ini bukanlah sistem yang sempurna, tetapi cukup adil bahwa helikopter ini masih terdepan. Menariknya, AS mempunyai beberapa helikopter ini untuk keperluan pelatihan. Hind juga dikenal dengan "The Crocodile" atau "Devil's Chariot".


Sejarah

Dalam operasi pendaratan pasukan menggunakan puluhan Huey dan bisa mendaratkan satu batalyon pasukan, gempuran pasukan darat yang dilindungi serta didukung Cobra terbukti sangat efektif. Selain berperan untuk menggempur sarang senapan mesin musuh, Cobra yang dipersenjatai rudal TOW juga mumpuni sewaktu menghajar kendaraan berat lawan seperti ranpur angkut pasukan dan tank. Sebagai musuh bebuyutan dalam Perang Dingin sekaligus pemasok senjata bagi pasukan Vietnam Utara, Rusia termasuk yang paling risau atas kehadiran dua heli tempur AS itu. Salah satu warga Rusia yang paling risau dan sekaligus gatal terhadap kemampuan heli tempur AS di Vietnam adalah Mikhail Leont’vevich Mil perancang heli tempur bagi militer Rusia.
Bagi Mikhail peran Huey dan Cobra di Vietnam cukup menarik terutama jika dua kemampuan itu digabungkan sehingga heli transpor yang bertugas mengangkut pasukan infanteri tidak hanya berperan sebagai transpor saja tetapi juga beperan sebagai heli serang atau helikopter multirole. Pada tahun 1966, rancangan Mikhail yang merupakan mock up heli serba guna, angkut, dan sekaligus serang V-24 sudah terwujud. Dari segi kemampuan mock up V-24 merupakan heli angkut pasukan sebanyak delapan personel bersenjata lengkap dan bisa dipersenjatai dengan enam rudal atau roket serta dua senapan kanon Gsh-23 L kaliber 23 mm.
Sewaktu rancangan V-24 yang kemudian diproduksi menjadi Mi-24 ditawarkan kepada militer Rusia, sejumlah petinggi AD Rusia menolak mentah-mentah karena persenjataan pasukan darat seperti tank dianggap lebih mumpuni dibandingkan heli tempur. Mujur Deputi Menteri Pertahanan Rusia, Marsekal Andrev A. Greckho mendukung sehingga rancangan V-24 akhirnya bisa diproduksi. Industri penerbangan yang memproduksi mock up Mi-24 adalah Mil Moscow Helicopter Plant. Pada awalnya Mi-24 menyiapkan dua mesin Izotov TV3-177A turboshatf berkemampuan 1700 tenaga kuda. Jika menggunakan satu mesin bobotnya mencapai 7 ton sedangkan jika memakai dua mesin kembar, bobotnya mencapai 10,5 ton.
Perusahaan penerbangan Rusia lainnya, Kamov sempat menawarkan mesin Ka-25 Hormone ASW dengan alasan lebih murah. Tapi Mil Moscow kemudian menerapkan dua mesin baru Isotov TV3-117VMA turboshaft yang masing-masing memiliki kekuatan 2.200 tenaga kuda. Tak hanya memasang mesin versi terbaru, Mil Moscow juga mengganti persenjataan dengan senapan mesin berat Yakushev Borzov Yak B Gatling kaliber 12.7 mm yang bisa membawa 1.470 peluru dan rudal antitank, 9K 114 Shturm (AT-6 Spiral). Proses penyempurnaan rancangan untuk penempatan persenjataan, tail rotor, dan lainnya hingga masa produksi serta tahap siap diterbangkan berlangsung dari 1970-1972. Khusus untuk varian Mi-24 V dipersenjatai rudal yang bisa menjangkau jarak 8 km, AT-9.

Titanium, kevlar dan baja

Sebagai heli serang sekaligus transpor pasukan, dua awak yang bertugas mengoperasikan Mi-24 dan duduk dalam posisi tandem mendapatkan perlindungan khusus di dalam kokpit yang tahan peluru. Baik dinding kabin maupun kaca kokpit terbuat dari bahan titanium dan kaca khusus (kevlar) yang mampu menahan gempuran senapan mesin kaliber 12.7 mm. Kabin penumpang yang berada di dalam fuselage pesawat pun terlindungi dinding lapis baja sehingga kemampuan Mi-24 melebihi apa saja yang bisa dilakukan Huey. Pada awal Mi-24 dioperasikan dalam medan tempur di Afghanistan belum ada heli milik NATO yang mampu mengimbanginya. Heli buatan negara-negara Barat, khususnya produksi AS yang kemudian bisa disejajarkan untuk mengimbangi Mi-24 adalah Sikorsky UH-60 Black Hawk, heli angkut sekaligus serang yang dipersenjatai dengan rudal AGM-114 Hellfire dan roket Hydra 70.
Ketika diterjunkan ke medan perang untuk pertama kalinya oleh Somalia melawan Ethiopia dalam peperangan yang lebih dikenal Ogaden War (1977-1978), Mi-24 yang disuplai Rusia terbukti menunjukkan kehebatannya.Sebagai pendukung militer Ethiopia dalam kancah Perang Dingin, AS merasa tidak bisa berbuat banyak untuk melawan kehebatan Mi-24. Apalagi rudal Stinger buatan AS yang nantinya menjadi momok bagi Mi-24 baru bisa dioperasikan pada tahun 1980-an.
Sejak dioperasikan mulai tahun 1971, Mi-24 telah diproduski ke berbagai varian sesuai kebutuhan negara pemakai atau tantangan yang harus dihadapi di medan perang. Varian-varian Mi-24 itu antara lain Mi-24 (Hind A) yang bisa mengangkut delapan pasukan dan tiga awak dan dipersenjatai roket 57 mm, rudal antitank MCLOS 9M17 Phalanga (AT-2 Swater), dan senapan mesin kaliber 12.7 mm. Mi-24 D (Hind-D), heli tempur versi terbaru yang diproduksi tahun 1973 dan merupakan desain ulang dari Mi-24 C. Perubahan yang dilakukan pada Mi-24 D adalah pada bagian fuselage, kokpit untuk pilot dan gunner.
Ketika Perang Iran-Irak (1980-1988) berkobar Mi-24 dan variannya Mi-25 dan Mi-35 mendapat kesempatan untuk bertarung melawan AH-1 Cobra yang diterbangkan oleh pilot-pilot Iran. Duel udara itu yang merupakan wujud nyata bertemunya persenjataan produksi Perang Dingin ternyata menghasilkan skor yang seimbang.
Sesuai dengan tantangan di medan tempur yang harus dihadapi oleh AS dan lomba persenjataan di era Perang Dingin yang makin memanas, Cobra pun dikembangkan ke generasi heli tempur paling mutakhir, AH-64 Apache. Meskipun Perang Dingin telah usai dan Rusia merupakan pihak yang dikalahkan, semangat untuk menyaingi Apache terus berlanjut karena tak lama kemudian Rusia memproduksi heli serupa Mi-28 Havoc. Namun dalam proses pemasarannya, Apache yang telah terbukti unggul di berbagai medan tempur lebih laku dibandingkan Mi-28.
Ketertarikan TNI AD untuk membeli Apache atau Black Hawk seperti yang pernah dikemukakan oleh KSAD, Jenderal TNI Pramono Edhie Wibowo (angkasa.co.id) selain mencerminkan hubungan AS-Indonesia yang makin membaik juga dipengaruhi oleh harga kedua pesawat itu. Yang pasti TNI AD akan membeli sesuai dengan kebutuhan Puspenerbad dan memilih harga yang lebih murah. Di samping itu kenyataan bahwa dari sisi pengalaman tempur, Apache terbukti merupakan heli tempur paling mutakhir dan modern pada saat ini. Menurut Komandan Skadron 21/Sena Puspenerbad yang bermarkas di Pondok Cabe, Tangerang Selatan, Letkol Eko Priyanto, jika TNI AD bisa memiliki Apache maka baik dari sisi kemampuan para pilot dan daya gempur akan makin meningkat.
“Puspernerbad memang telah memiliki sejumlah heli serang Mi-35, tetapi kehadiran Apache akan makin meningkatkan kemampuan tempur TNI AD karena Apache bisa berfungsi sebagai pelindung bagi operasi tempur yang dilaksanakan oleh Bell-412 dan Mi-35 ketika sedang mendaratkan pasukan,” papar Eko yang memiliki 6.000 jam terbang sebagai pilot heli baik buatan AS maupun Rusia itu.

Karakteristik


Dasar helikopter ini dikembangkan dari Mil Mi-8, yaitu dengan dua mesin turboshaft yang memutar lima bilah baling-baling 17,5 meter utama dan tiga bilah baling-baling belakang. Posisi mesinnya menghasilkan dua saluran udara yang khas, selain itu, versi D dan selanjutnya memiliki kokpit ganda berbentuk gelembung yang membuatnya mudah dikenali.

Penempatan senjata dilakukan pada sayap pendek, yang juga berfungsi memberikan dorongan terbang, dimana setiap sayap memiliki tiga titik penempatan. Badan helikopter memiliki lapisan pelindung yang tebal, dan baling-balingnya yang terbuat dari titanium yang tahan tembakan sampai kaliber 12,7 mm. Kokpit helikopter dibuat kedap udara agar tahan dalam kondisi NBC. Mi-24 menggunakan tiga roda pendaratan yang dapat dimasukkan ke dalam badan. Sebagai helikopter angkut dan tempur, Mi-24 belum memiliki helikopter NATO yang sejenis.

Helikopter Denel Rooivalk

Palembang, 15 Januari 2017
Repost : https://id.wikipedia.org/wiki/Denel_Rooivalk



Denel Rooivalk ( sebelumnya disebut AH-2 dan CSH-2) adalah helikopter tempur serang yang dibuat Denel dari Afrika Selatan. Rooivalk adalah bahasa Afrika untuk " Kestrel Merah ".
Angkatan Udara Afrika Selatan atau South African Air Force (SAAF) memesan 12 helikopter Rooivalks ini, dinamakan Rooivalk Mk 1 dalam Angkatan Udara Afrika Selatan SAAF, dan pertama secara resmi ditandatangani pada April 2011. Helikopter ini terbang pada Squadron 16, yang bermarkas pada AFB Bloemspruit dekat Bloemfontein.
Denel (selanjutnya Atlas) AH-2 Rooivalk (yang berarti sejenis burung elang) merupakan proyek domestik dan sangat ambisius dari Afrika Selatan. Pada saat pengembangannya, helikopter ini diharapkan menjadi helikopter terhebat yang pernah dibuat. Sayangnya karena pembengkakan biaya, minimnya produksi dan tidak adanya pesanan dari negara lain menjadikan desainnya ketinggalan zaman dan pada saat ini menjadi pertimbangan pemerintah mengenai nasib helikopter ini.
Rooivalk dibuat karena kebutuhan AU Afrika Selatan akan helikopter tempur yang lebih hebat. Atlas (sebelumnya Denel) membuat desain XH-1 Alpha sebagai bahan riset pengembangan helikopter. XH-1 didasarkan pada helikopter Perancis Aerospatiale Alouette III yang masih menggunakan teknologi tahun 1960an. XH-1 terbang pertama pada awal 1986 yang diikuti dua XTP-1 Beta yang dikonversi. Berdasarkan ters tersebut, mereka membuat XH-2 yang terbang pada 1990. Dari XH-2, dua lagi model pengembangan dibuat yaitu XDM dan EDM.
Produksi Rooivalks mulai diterima pada awal 1999 dengan pembatasan hanya 12 contoh. Versi AL juga masih dalam pertimbangan, akan tetapi karena banyaknya masalah sangat mungkin untuk dibatalkan. Status masa depan Rooivalks sampai saat ini masih dalam perdebatan.


Karakteristik umum

  • Kru: 2 (pilot & senjata sistem petugas)
  • Panjang: 18,73 m [ 15 ] (61 ft 5 1 / 2 in)
  • Diameter rotor: 15,58 m (51 ft 1 1 / 2 in)
  • Tinggi: 5.19 m (17 ft 0 ¼ in)
  • Daerah Disc: 190,60 m 2 (2,052.1 sq ft)
  • Berat kosong : 5.730 kg (£ 12.632)
  • Berat Loaded: 7.500 kg (£ 16.535)
  • Max. berat lepas landas : 8.750 kg (£ 19.290)
  • Powerplant : 2 × Turbomeca Makila 1K2 turboshafts , 1.420 kW (1.904 shp) masing-masing
  • Kapasitas bahan bakar internal: 1.854 L (489,8 galon AS)

Prestasi

  • Tidak pernah melebihi kecepatan : 309 km / h (167 knot, 193 mph)
  • Cruise speed : 278 km / h (150 knot, 173 mph) di permukaan laut (max cruise)
  • Rentang : 740 km (380 nm , 437 mi) di permukaan laut (max intern bahan bakar)
  • Kisaran Ferry : 1.335 km (720 nm, 829 mi) di 1525 m (5.000 ft) (bahan bakar eksternal max)
  • Layanan langit-langit : 6.100 m (20.000 kaki)
  • Tingkat panjat : 13,3 m / s (2.620 ft / min)

Persenjataan

  • 1 × F2 20 mm meriam , 700 putaran
  • 8 atau 16 × Mokopa ZT-6 jarak jauh rudal anti-tank dipandu (ATGM),
  • 4 × MBDA Mistral rudal udara-ke-udara ,
  • 38 atau 76 × 70 mm lipat sirip roket udara (FFAR)

Helikopter Bell AH-1 SuperCobra

Palembang, 15 Januari 2017
Repost : https://id.wikipedia.org/wiki/Bell_AH-1_SuperCobra



H-1 SuperCobra adalah jenis helikopter serang bermesin ganda yang dirancang dan diproduksi oleh perusahaan Bell Helicopter. Pabrikan pesawat helikopter yang berkedudukan di Hurst, Texas, USA ini telah membuat beberapa versi helikopter yang menjadi andalan militer AS. Selain AH-1 SuperCobra, Bell yang bekerjasama dengan Boeing juga telah membuat pesawat hybrid V-22 Osprey yang terkenal itu.
AH-1 SuperCobra dikembangkan berdasarkan desain AH-1 Cobra, helikopter tempur versi sebelumnya yang digunakan oleh Angkatan Darat AS di Vietnam. Selama beberapa tahun AH-1 SuperCobra menjadi tulang punggung Korps Marinir AS, namun secara bertahap keberadaannya mulai diganti oleh helikopter tempur Bell AH-1Z Viper.
Pada pertengahan dasawarsa 1960-an Korps Marinir AS sangat tertarik dengan helikopter AH-1G Cobra yang digunakan oleh Angkatan Darat, dan ingin agar helikopter tersebut dimodifikasi menjadi bermesin ganda untuk meningkatkan keselamatan operasional di kawasan perairan. Awalnya Departemen Pertahanan AS menolak keras untuk memberikan helikopter Cobra bermesin ganda kepada Korps Marinir, departemen ini ingin memberikan helikopter yang sama seperti yang digunakan oleh Angkatan Darat. Tapi akhirnya Korps Marinir memenangkan permintaannya dan pada Mei 1968 mereka memberi kontrak kepada perusahaan Bell untuk membuat 49 unit helikopter AH-1J SeaCobra yang memiliki mesin ganda.
Helikopter tempur AH-1 SuperCobra (varian AH-1J) melakukan penerbangan perdana pada tahun 1969. Selanjutnya varian AH-1J mulai dioperasikan pada tahun 1971, lalu menyusul varian AH-1W pada tahun 1986.
Meskipun dikenal sebagai helikopter tempur bermesin ganda, beberapa varian AH-1 SuperCobra masih bermesin tunggal, yaitu AH-1G, AH-1Q, AH-1S/P/E/F, dan tentu saja AH-1 Cobra. Dan varian selebihnya adalah bermesin ganda seperti dibawah ini:
AH-1J SeaCobra, ini varian asli atau awal dari versi mesin ganda. AH-1J Internasional, versi ekspor dari varian AH-1J SeaCobra. AH-1T Improved SeaCobra, upgrade dari varian sebelumnya dengan menambah panjang ukuran tailboom serta peningkatan mesin dan transmisi. AH-1W SuperCobra, juga dikenal dengan nama Whiskey Cobra, varian yang bisa diandalkan untuk operasional pada siang mapun malam hari, juga dilengkapi dengan mesin yang lebih kuat dan persenjataan yang lebih maju. AH-1(4B)W Viper, ini versi uji coba dengan empat bilah baling-baling. Varian asli hanya memiliki dua bilah baling-baling. Rotor yang digunakan sama seperti yang dimiliki helikopter Bell 680. Sebuah prototipe telah dikonversi dari AH-1T 161022. AH-1Z Viper, varian baru yang juga dijuluki "Zulu Cobra". Dikembangkan bersamaan dengan varian UH-1Y Venom pada Program H-1. Peningkatan meliputi penggunaan empat bilah baling-baling dan menambah Sistem Penargetan Malam (NTS: Night Targeting System). Model 309 King Cobra, versi eksperimental untuk helikopter serang yang mampu dioperasikan dalam segala macam kondisi cuaca. Desain dasar diambil dari AH-1G dan AH-1J. Dua prototip 309 King Cobra telah dibuat. Yang pertama menggunakan mesin PW&C T400-CP-400, sedangkan prototip kedua menggunakan mesin Lycoming T-55-L-7C. CobraVenom, varian yang ditawarkan kepada Inggris. AH-1RO Dracula, varian yang ditawarkan kepada Rumania. AH-1Z King Cobra, pernah ditawarkan kepada Turki untuk Program ATAK, program pengembangan helikopter tempur yang dikerjakan oleh Turkish Aerospace Industries dan AgustaWestland yang menghasilkan helikopter tempur T-129. Tawaran varian AH-1Z King Cobra ini dibatalkan karena Bell dan Turki tidak bisa mencapai kesepakatan mengenai produksi. Panha 2091, versi upgrade varian AH-1J International yang dikembangkan oleh Iran tanpa seizin Bell.


Karakteristik umum

  • Kru: 2: pilot co-pilot/gunner (CPG)
  • Panjang: 53 ft 5 in (16,3 m) (dengan kedua rotor berputar)
  • Diameter rotor: 43 ft 11 in (13,4 m)
  • Tinggi: 13 ft 5 in (4.1 m)
  • Berat kosong : £ 6.610 (2.998 kg)
  • Max. berat lepas landas : £ 10.000 (4.540 kg)
  • Powerplant : 1 × Pratt & Whitney Canada T400-CP-400 (PT6T-3 Twin-Pac) turboshaft , 1.800 shp (1.342 kW)
  • Jumlah output mesin: 1.530 shp (1.125 kW) dibatasi oleh helikopter drivetrain [ 4 ]
  • Sistem rotor : 2 pisau pada rotor utama, 2 pisau pada rotor ekor
  • Panjang pesawat: 45 ft 9 in (13,5 m)
  • Rintisan sayap rentang: 10 ft 9 in (3,28 m)

Prestasi

  • Tidak pernah melebihi kecepatan : 190 knot (219 mph, 352 km / h)
  • Kecepatan maksimum : 152 knot (175 mph, 282 km / h)
  • Rentang : 311 nm (358 mil, 576 km)
  • Layanan langit-langit : 10.500 ft (3.215 m)
  • Tingkat panjat : 1.090 ft / menit (5.54 m / s)

Persenjataan

  • 20 mm (0.787 in) M197 3-laras meriam gatling di M97 turret (750 putaran kapasitas amunisi)
  • 2,75 (70 mm) Mk 40 atau Hydra 70 roket - 14 roket dipasang dalam berbagai peluncur
  • 5 di (127 mm) Zuni roket - 8 roket dalam dua 4-putaran LAU-10D / A peluncur
  • AIM-9 Sidewinder rudal anti-pesawat - 1 dipasang pada setiap hardpoint

Helikopter Agusta A129 Mangusta

Palembang, 15 Januari 2017
Repost : https://id.wikipedia.org/wiki/Agusta_A129_Mangusta



Agusta A129 Mangusta (English: Mongoose) adalah helikopter tempur serang yang aslinya didesain dan diproduksi Agusta di Italy. helikopter ini merupakan helikopter tempur pertama yang didesain dan diproduksi di Eropa Barat.
TAI/AgustaWestland T-129 ATAK versi derivatif dari Agusta A129 Mangusta, yang dikembangkan dan merupakan tanggung jawab Turkish Aerospace Industries (TAI), dengan AgustaWestland sebagai rekan utama.
Helikopter A 129 Mangusta ("Mongoose") dikembangkan sebagai helikopter varian seri A 109. Helikopter desain baru ini lebih besar dan sangat berbeda dengan pendahulunya. Helikopter yang diberi kode A 129 ini menjadi helikopter yang benar-benar baru. Selanjutnya, diklasifikasikan sebagai helikopter serang medium dengan peran sebagai pengintai bersenjata, A 129 menjadi heli utama angkatan bersenjata Italia. Proyek A 129 dimulai pada awal 1978 untuk memenuhi kebutuhan angkatan bersenjata Italia, akan tetapi produksi pertamanya dimulai pada akhir 1990 dan purwarupanya terbang pada 1983.
Tempat duduk semua varian A 129 adalah tandem, dengan pilot lebih tinggi di belakang dan penembak di bagian depan kokpit. Kaca kokpit terdiri dari panel datar yang transparan untuk mengurangi efek kilatan yang mengganggu pandangan awak. Bagian samping kaca dapat terbuka dalam kondisi darurat. Varian A 129 sangat terbatas, versi “Internasional” dan versi “Tempur” standar menawarkan modifikasi berbeda dengan helikopter standarnya.
Versi “Internasional” A 129 dikembangkan sebagai versi ekspor untuk memenuhi pesanan pihak asing. Helikopter ini berbeda dengan A 129 standar dalam hal pemakaian dua mesin turboshaft LHTEC T800. Sebuah senapan bawah-hidung juga dapat ditambahkan sebagai gabungan persenjataan yang termasuk di dalamnya misil anti-tank TOW dan pod roket. Misil udara-ke-udara Stinger juga dapat digunakan.


Karakteristik umum

  • Kru: 2: pilot dan senjata petugas sistem
  • Panjang: 12,28 m (40 ft 3 in)
  • Diameter rotor: 11,90 m (39 ft 1 in)
  • Tinggi: 3.35 m (11 ft 0 in)
  • Daerah Disc: 111.22 m² (1,197.25 ft ²)
  • Berat kosong : 2.530 kg (£ 5575)
  • Max. berat lepas landas : 4.600 kg (£ 10.140)
  • Powerplant : 2 × Rolls-Royce Gem 2-1004D (lisensi dibangun oleh Piaggio) turboshafts , 664 kW (890 shp) masing-masing
  • Sistem rotor : 4 pisau pada rotor utama

Prestasi

  • Kecepatan maksimum : 278 km / h (148 knot, 170 mph)
  • Cruise speed : 229 km / h (135 knot, 155 mph)
  • Rentang : 510 km (275 nm, 320 mi)
  • Kisaran Ferry : 1.000 km (540 nm, 620 mi)
  • Layanan langit-langit : 4.725 m (15.500 kaki)
  • Tingkat panjat : 10,2 m / s (2.025 ft / min)

Persenjataan

  • Senjata: 1 × 20 mm (0.787 in) M197 tiga barrel gatling-jenis meriam (500 putaran) dalam Light *TM197B turreted Gun System (hanya versi CBT)
  • Rockets: 4 buah dengan
    • 38 × 81 mm (3.19 in) roket terarah atau
    • 76 × 70 mm (2,75 in) roket terarah atau
    • 12,7 mm mesin-pod senapan
  • Rudal:
    • 8 × AGM-114 Hellfire atau BGM-71 TOW rudal anti-tank
    • 4-8 × AIM-92 Stinger atau Mistral rudal anti-pesawat

Helikopter Bell AH-1Z Viper

Palembang, 15 Januari 2017
Repost : https://id.wikipedia.org/wiki/Bell_AH-1Z_Viper



Bell AH-1Z Viper adalah helikopter tempur serang bermesin ganda yang berbasis pada AH-1W SuperCobra, helikopter - helikopter tersebut merupakan pengembangan dari United States Marine Corps. Ciri AH-1Z adalah empat bilah baling - baling, bearingless, composite main rotor system, uprated transmission, dan new target sighting system . AH-1Z adalah bagian program upgrade H-1 . helikopter ini juga disebut "Zulu Cobra" yang merujuk pada varian berikutnya.
AH-1Z menggabungkan teknologi rotor baru dengan avionik militer upgrade, sistem senjata, dan sensor elektro-optik di platform senjata terintegrasi. Ini telah meningkatkan survivabilitas dan dapat menemukan target pada jarak yang lebih panjang dan menyerang mereka dengan senjata presisi.


Karakteristik umum

  • Kru: 2: pilot co-pilot/gunner (CPG)
  • Kapasitas: £ 6.661 (3.021 kg)
  • Panjang: 58 ft 3 in (17,8 m)
  • Diameter rotor: 48 ft (14,6 m)
  • Tinggi: 14 ft 4 in (4,37 m)
  • Daerah Disc: 1.808 ft ² (168,0 m²)
  • Berat kosong : £ 12.300 (5.580 kg)
  • Berguna beban: £ 5.764 (2.620 kg)
  • Max. berat lepas landas : £ 18.500 (8.390 kg)
  • Powerplant : 2 × General Electric T700-GE-401C turboshaft , 1.800 shp (1.340 kW) masing-masing
  • Sistem rotor: 4 bilah rotor utama pada, 4 bilah rotor ekor pada

Prestasi

  • Tidak pernah melebihi kecepatan : 222 knot (255 mph, 411 km / jam) dalam menyelam
  • Cruise speed : 160 kn (184 mph, 296 km / h)
  • Rentang : 370 nm (426 mil, 685 km)
  • Radius tempur : 125 nm (144 mil, 231 km) dengan £ 2.500 (1.130 kg) payload
  • Layanan langit-langit : 20.000 + ft (6.100 m +)
  • Tingkat panjat : 2.790 ft / menit (14,2 m / s)

Persenjataan

  • Senjata: 1 x 20 mm (0.787 in) M197 3-laras meriam gatling di A/A49E-7 turret (750 kapasitas amunisi bulat)
  • Cantelan : Sampai 6 stasiun pylon di sayap rintisan
  • Rockets: 2,75 in (70 mm) Hydra 70 roket - Dipasang pada LAU-68C / A (7 shot) atau LAU-61D / A (19 tembakan) peluncur
  • Rudal:
    • AIM-9 Sidewinder rudal udara-ke-udara - 1 dipasang pada setiap stasiun ujung sayap (total 2)
    • AGM-114 Hellfire rudal udara-ke-permukaan - Sampai dengan 16 rudal dipasang dalam empat peluncur rudal M272 4 putaran, dua di setiap sayap

Avionics

  • Lockheed Martin / Northrop Grumman AN/APG-78 Longbow api radar kontrol

Helikopter Eurocopter Tiger

Palembang, 15 Januari 2017
Repost : https://id.wikipedia.org/wiki/Eurocopter_Tiger



Eurocopter Tiger (sebutan perusahaan EC 665) adalah helikopter tempur serang yang dibuat Eurocopter. Di Jerman dikenal sebagai the Tiger; di Perancis dan Spanyol helikopter ini disebut the Tigre.
Pada awalnya, helikopter serbu Eurocopter Tiger EC-665 dikembangkan dan dibuat untuk Angkatan Darat Jerman dan Angkatan Darat Perancis. Helikopter ini diproduksi dalam 3 konfigurasi, versi multi-peran dukungan serangan (UHT) untuk AD Jerman, multi-peran tempur (HAD) dan multi-peran dukungan tempur (HAP) untuk AD Perancis. Tiger EC-665 diproduksi oleh perusahaan Eurocopter yang dibentuk oleh perusahaan-perusahaan dirgantara Eropa yaitu DaimlerChrysler Aerospace (Jerman), Aerospatiale Matra (Perancis) dan CASA (Spanyol).
Purwarupa Eurocopter Tiger EC-665 diterbangkan pertama kali pada bulan April 1991. Proses produksinya dimulai pada bulan Maret 2002. Sedangkan penerbangan perdana dari hasil produksi ini dilakukan oleh Eurocopter Tiger versi HAP pesanan Angkatan Darat Perancis pada bulan Maret 2003.
Badan pesawat helikopter Tiger terbuat dari bahan yang terdiri dari 80% serat karbon yang diperkuat dengan polimer dan Kevlar, 11% aluminium, dan 6% titanium. Sedangkan rotor terbuat dari bahan serat plastic yang mampu menahan dari kerusakan akibat pertempuran dan serangan kawanan burung. Untuk antisipasi sambaran petir serta gelombang kejut elektromagnetik, helikopter tempur ini mengandalkan lapisan tembaga / perunggu pada badan pesawat.
Eurocopter Tiger menyediakan kursi tandem (2 kursi depan belakang) untuk awak. Pilot duduk di kursi depan, sedangkan operator persenjataan duduk pada kursi belakang. Posisi kursi depan dan belakang diletakkan agak berlawanan sehingga pandangan ke depan operator persenjataan tidak terganggu oleh pilot.


Karakteristik umum

  • Kru: Dua: pilot dan senjata petugas sistem
  • Panjang: 14,08 m pesawat (46 ft 2 in)
  • Rotor diameter: 13.00 m (42 ft 8 in)
  • Tinggi: 3,83 m (12 ft 7 in)
  • Disc area: 133 m² (1.430 ft ²)
  • Berat kosong : 3.060 kg (£ 6750)
  • Max. berat lepas landas : 6.000 kg (13.000 lb))
  • Powerplant : 2 × MTU Turbomeca Rolls-Royce MTR390 turboshafts , 873 kW (1.170 shp) masing-masing
  • Bahan bakar internal kapasitas: 1.080 kg (2.380 lb)

Prestasi

  • Kecepatan maksimum : 290 km / jam dengan tiang, 315 km / jam tanpa tiang (157 knot, 181 mph dengan tiang, 170 knot atau 196 mph tanpa tiang)
  • Rentang : 800 km (430 nm, 500 mil) memerangi (dengan tangki eksternal dalam kapal stasiun: 1.300 km)
  • Layanan langit-langit : 4.000 m (13.000 ft)
  • Tingkat panjat : 10,7 m / s (2.105 ft / min)

Persenjataan

Senjata:

  • 1 × 30 mm (1,18 in) GIAT 30 meriam di dagu menara, sampai dengan 450 putaran.
  • Pada setiap dua cantelan batin dan dua cantelan terluar Tiger Eurocopter dapat membawa kombinasi senjata berikut:
    • Batin cantelan :
      • 1x 20 mm (0.787 in) polong autocannon, atau
      • 22x 68 mm (2,68 in) SNEB roket terarah dalam pod, atau
      • 19x 70mm (2,75 di) Hydra 70 roket terarah dalam pod atau
      • 4x AGM-114 Hellfire rudal (Australia / Perancis) atau
      • 4x Spike-ER rudal (Spanyol) atau
      • 4x PARS 3 LR rudal (Jerman) atau
      • 4x HOT3 rudal (Jerman)
    • Outer cantelan :
      • 2x Mistral udara-ke-udara rudal, atau
      • 12x 68 mm (2,68 in) SNEB terarah roket di sebuah pod atau
      • 7x 70mm (2,75 di) Hydra 70 roket terarah dalam pod

Helikopter Kamov Ka-50

Palembang, 15 Januari 2017
Repost : https://id.wikipedia.org/wiki/Kamov_Ka-50



Kamov Ka-50 "Black Shark", nama NATO: Hokum A) adalah helikopter tempur serang Rusia berkursi tunggal dengan rotor sistem koaksial dari biro desain Kamov.
Ini dirancang pada tahun 1980 dan diadopsi untuk layanan di tentara Rusia pada tahun 1995. Saat ini diproduksi oleh perusahaan Progress dalam Arsenyev. Hal ini digunakan sebagai helikopter pengintai bersenjata.
Selama 1990-an, Kamov dan Israel Aerospace Industries mengembangkan versi kokpit kursi tandem, Kamov Ka-50-2 "Erdogan", untuk bersaing dalam kompetisi helikopter serangan Turki. Kamov juga merancang varian dua kursi, Kamov Ka-52 "Alligator" (Rusia: Аллигатор, NATO melaporkan nama: hokum B).
Pesawat membawa beban besar senjata dalam empat cantelan eksternal di bawah sayap rintisan ditambah dua di ujung sayap, total sekitar 2.000 kg tergantung pada campuran.
Persenjataan utama adalah dua belas rudal anti -tank (transl. Vortex atau angin puyuh) dipandu laser Vikhr dengan jangkauan maksimum sekitar 8 km. Ka - 50 juga bisa membawa beberapa buah roket, yang meliputi roket S-13 dan S-8.


Karakteristik umum

  • Kru: Satu (untuk Ka-52: dua)
  • Panjang: 16,0 m (52 ft 6 in)
  • Diameter rotor: 14,5 m (47 ft 7 in)
  • Tinggi: 4,93 m (16 ft 2 in)
  • Daerah Disc: 330,3 m² (3.555 ft ²)
  • Berat kosong : 7.700 kg (£ 17.000)
  • Loaded Berat: 9.800 kg (£ 21.600)
  • Max. berat lepas landas : 10.800 kg (£ 23.810)
  • Powerplant : 2 × Klimov TV3-117VK turboshafts , 1.641 kW (2.200 shp) masing-masing
  • Untuk Ka-52:
  • Berat Loaded: 10.400 kg (£ 22.930)

Prestasi

  • Tidak pernah melebihi kecepatan : 350 km / h (189 knot, 217 mph) dalam menyelam
  • Kecepatan maksimum : 315 km / h (170 knot, 196 mph) dalam penerbangan tingkat
  • Cruise speed : 270 km / h (146 knot, 168 mph)
  • Rentang : 545 km (339 mil)
  • Kisaran Ferry : 1.160 km (720 mil) dengan 4 drop tank
  • Layanan langit-langit : 5.500 m (18.000 kaki)
  • Tingkat panjat : 10 m / s (32,8 ft / s)
  • Disc pemuatan : 30 kg / m² (£ 6 / ft ²)
  • Daya / massa : 0.33 kW / kg (0,20 hp / lb)

Persenjataan

  • 1x ponsel semi-kaku 30 mm Shipunov 2A42 meriam (460 putaran keseluruhan, dual makan AP atau HE-Frag )
  • Berbagai muatan pada empat di bawah sayap cantelan, termasuk 23 mm UPK-23-250 polong gun (240 putaran masing-masing), 2 x APU-6 rak Rudal, mampu menampung total 12 9K121 Vikhr rudal anti-tank, Vympel R-73 (NATO: AA-11 Archer ) rudal udara-ke-udara, 80 x 80 mm S-8 roket dan 20 x 122 mm S-13 roket , Kh-25 semi-aktif dipandu laser taktis udara-ke- rudal darat, mungkin S-25 / S-25L roket kaliber tinggi, 4x 250 kg (£ 550) bom atau 2x 500 kg (£ 1100) bom, 500 L (130 US gal) tangki bahan bakar eksternal. Kabarnya, kembar Igla cahaya peluncur rudal udara-ke-udara di bawah setiap sayap penanggulangan polong (Total 4 rudal). Total maksimum muatan 2.000 kg. [ 31 ]
  • Dua buah di ujung sayap dengan flare dan sekam penanggulangan dispenser, 4 UV-26 dispenser masing-masing (Total 512 sekam / flare kartrid di setiap pod)

Helikopter AH-64 Apache

Palembang, 15 Januari 2017
Repost : https://id.wikipedia.org/wiki/Boeing_AH-64_Apache



AH-64 Apache adalah sebuah helikopter tempur yang sesuai untuk semua keadaan cuaca. Ia dikendalikan oleh dua awak dan persenjataan utamanya adalah sebuah meriam rantai M230 30 mm yang terletak di bawah moncongnya. Helikopter ini juga bisa membawa kombinasi persenjataan lain seperti AGM-114 Hellfire dan pod roket Hydra 70 empat tenggekan pada pilon pangkal sayap. AH-64 Apache adalah helikopter serbu untuk Angkatan Darat Amerika Serikat dan merupakan pengganti dari helikopter serbu AH-1 Cobra.
Ah-64 Apache dirancang oleh perusahaan Hughes Helicopters untuk merespon program Helikopter Serbu (HPT) Angkatan Darat AS. Firma McDonnell Douglas kemudian membeli Hughes Helicopters dan melanjutkan pembangunan helikopter ini. Pembangunan helikopter ini telah menghasilkan helikopter AH-64D Apache Longbow yang kini dikeluarkan oleh Boeing Integrated Defense Systems. Helikopter-helikopter AH-64 milik Angkatan Darat AS ini pernah beraksi dalam operasi-operasi di invasi Amerika Serikat ke Panama 1989, Perang Teluk, Afghanistan, dan Iraq.


Pembangunan

Helikopter Penyerang Termaju

Menyusul pembatalan program AH-56 Cheyenne untuk memberi akses kepada proyek-proyek Angkatan Udara Amerika Serikat dan Korps Marinir Amerika Serikat seperti A-10 Thunderbolt II dan Harrier Jump Jet , Angkatan Darat Amerika Serikat membutuhkan sebuah pesawat untuk memenuhi peran serangan anti tank yang mana masih menjadi tanggungjawab di bawah Angkatan Darat; Perjanjian Key West 1948 melarang tentara darat dari menggunakan pesawat kepak kaku. Pihak Angkatan Darat menginginkan sebuah helikopter yang lebih baik dibandingkan AH-1 Cobra dari segi kekuatan tembak, kinerja dan jarak. Ia harus memiliki kemampuan untuk terbang dalam misi nap-of-the-earth (noe). Angkatan Darat AS kemudian mengeluarkan Permintaan Untuk Rekomendasi untuk program Helikopter Penyerang maju pada tahun 1972.
Saran untuk program ini kemudian dikirim oleh lima produsen yaitu Bell, Boeing Vertol (bekerjasama dengan Grumman), Hughes, Lockheed, dan Sikorsky. Pada 1973, Jabatan Pertahanan Amerika Syarikat telah memilih dua peserta akhir iaitu firma Bell dan Hughes Aircraft/Toolco Aircraft Division (kemudian Hughes Helicopters). Pemilihan ini menandakan permulaan fasa 1 persaingan program ini.
Setiap perusahaan kemudian membangun helikopter prototipe untuk mengarungi program tes penerbangan. Helikopter prototipe buatan Hughes yaitu Model 77/YAH-64A telah melakukan penerbangan sulung pada 30 September, 1975, sementara prototipe dari perusahaan Bell yaitu Model 409/YAH-63A ​​pula melakukan penerbangan sulung sehari kemudian. [2] Setelah mengevaluasi hasil tes, militer darat telah memilih helikopter buatan Hughes Helikopters yaitu YAH-64A dibandingkan YAH-63a buatan Bell pada 1976. Antara alasan untuk pemilihan YAH-64A termasuk bilah rotor utamanya yang lebih tahan kerusakan dan ketidakstabilan susunan giar pendaratan tiga roda di helikopter YAH-6.
Helikopter AH-64A kemudian memasuki fase 2 program HPT. Dalam fase ini, Hughes akan membangun tiga buah helikopter AH-64 pra-produksi dan mengupgrade dua buah helikopter prototipe AH-64 yang digunakan dalam tes penerbangan dan darat ke standar yang sama. Biaya keseluruhan program AH-64D adalah AS $ 10.5 miliar hingga April 2007.

Mula dikeluarkan

Pada 1981, tiga buah helikopter AH-64 pra-pengeluaran diserahkan kepada Tentera Darat A.S bagi Ujian Operasi II. Ujian oleh pihak Tentara Darat A.S sukses, tetapi kemudian memutuskan untuk menaikkan mesin kepada versi T700-GE-701, yang mana menghasilkan 1,690 shp (1,259 kW). Pada akhir 1981, AH-64 telah dinamakan sebagai "Apache", yang mana selari dengan tradisi tentera darat yang menggunakan nama-nama puak asli Amerika untuk helikopter mereka. Pengeluaran berskala penuh telah diluluskan kepada Hughes pada 1982. Pada 1983, helikopter pengeluaran pertama dikeluarkan daripada kemudahan Hughes Helicopter di Mesa, Arizona. Pada 1984, Hughes Helicopters dibeli oleh McDonnell Douglas dengan harga AS$ 500 juta. Hughes kemudian menjadi bagian dari perusahaan Boeing ekoran penggabungan di antara Boeing dan McDonnell Douglas pada Ogos 1997. Pada 1984, kos bagi menerbangkan sebuah AH-64A adalah AS$7.8 juta dan unit kos purata dianggarkan kira-kira AS$14 juta termasuk kos pembangunan.
Pada 2004, General Electric Aviation mula mengeluarkan mesin T700-GE-701D yang lebih bertenaga, dan berupaya untuk menghasilkan tenaga sebanyak 2000 shp bagi AH-64D. Biaya keseluruhan program AH-64D adalah AS$10.5 juta hingga April 2007.

Desain

AH-64 dihasilkan oleh dua buah mesin turbin poros General Electric T700 dengan ekszos terletak tinggi di kedua belah poros rotor. Apache memiliki empat bilah rotor utama dan empat bilah rotor ekor. Peringkat kru dalam susunan paralel, di mana pilot akan duduk di belakang dan pada pembantu pilot-penembak dalam ruang kokpit berperisai. Ruang kru dan tangki bahan bakar dilindungi sedemikian rupa di mana helikopter berupaya untuk diterbangkan meskipun menerima tembakan dari senjata kaliber 23 mm.
Helikopter ini dipersenjatai dengan meriam rantai M230 berkaliber 30 mm yang boleh disambungkan kepada paparan lekapan helmet penembak, yang ditetapkan pada kedudukan terkunci menembak ke hadapan, atai dikawal melalui Sistem Penandaan dan Perolehan Sasaran (TADS). AH-64 membawa beberapa kombinasi persenjataan pada pilon di pangkal sayapnya, biasanya gabungan rudal anti tank AGM-114 Hellfire, roket kegunaan am tanpa panduan 70 mm (2.75 in) Hydra 70 dan rudal udara ke udara AIM-92 Stinger untuk mempertahankan diri. Jika terjadi darurat, titik beban pada pilon juga dapat digunakan untuk mentransfer anggota.
AH-64 dirancang untuk bertahan dalam lingkungan garis depan dan digunakan pada waktu siang atau malam, dan dalam cuaca buruk dengan menggunakan avionik dan elektronik seperti Sistem Penandaan dan Perolehan Sasaran, Sistem Penglihatan Malam Juruterbang (TADS/PNVS), pertahanan diri pasif inframerah, (GPS), dan Sistem Paparan Bidikan dan Helmet Terpadu (IHADSS).

Sejarah operasi

Amerika Serikat

Apache mulai pertama kalinya digunakan dalam pertempuran selama invasi ke Panama pada 1989 dalam Operasi Just Cause . AH-64A Apache dan AH-64D Apache Longbow telah memainkan peran penting dalam beberapa perang di Timur Tengah , termasuk Perang Teluk , Operasi Enduring Freedom di Afghanistan , dan Operasi Pembebasan Irak di Irak . Apache telah membuktikan kecermalangannya dalam memburu tank dan juga menghapus ratusan kendaraan berperisai Angkatan Darat Irak.
Selama Perang Teluk pada 17 Januari 1991, delapan buah AH-64A dengan dipandu oleh empat buah MH-53 Pave Low III, telah digunakan bagi memusnahkan sebagian jaringan radar Irak untuk memungkinkan pesawat pengebom memasuki Irak tanpa terdeteksi. Ini merupakan serangan pertama semasa Operasi Desert Storm. Helikopter Apache telah membawa muatan bukan normal yaitu roket Hydra 70, Hellfire, dan satu tangki bahan bakar ekternal. Semasa 100-jam perang di darat, sejumlah 277 buah helikopter AH-64 telah terlibat. Apache memusnahkan lebih 500 buah kereta kebal, sebilangan besar kenderaan pembawa anggota berperisai dan banyak lagi kenderaan lain semasa operasi ini. Atur gerak ke Balkan berlaku semasa pertikaian di Bosnia dan Kosovo in the later 1990s, akan tetapi Apache berdepan dengan masalah di mana kecekapannya telah menurun secara mendadak. Kritikan termasuk kekurangan latihan untuk krew dan kekurangan peralatan penglihatan malam, tangki-tangki bahan api dan aircraft survivability. Sebuah helikopter Apache terhempas semasa latihan di Albania pada 27 April 1999.
Akhirnya, keseluruhan angkatan helikopter di Balkan telah disadaikan semala dua minggu pada Desember 2000. Mayor Jenderal Dick Cody, pejabat pemerintah Udara ke-101 pada masa itu, telah menulis memo kepada Kepala Staf, Angkatan Darat AS terkait kegagalan dalam pelatihan dan peralatan.
Saat Operasi Pembebasan Irak , beberapa Apache telah rusak dalam pertempuran, termasuk sebuah yang ditawan oleh pasukan Irak dekat Karbala pada 24 Maret 2003, dan telah dipertontonkan di televisi Irak. Helikopter yang ditawan ini kemudian dihancurkan dengan serangan udara sehari setelah ia ditembak jatuh.]Dalam serangan pada 24 Mac, menentang briged berperisai Divisyen Medina, Pengawal Republikan Irak, telah mengalami kegagalan teruk: Para pegawai A.S telah mendakwa kegagalan ini disebabkan krew kereta kebal telah membuat "perangkap sisi" in broken terrain, employing their guns to good effect  sementara itu, para pejabat Irak mengatakan helikopter Apache telah ditembak jatuh oleh petani dengan menggunakan senapan Brno karena membuat suara. Helikopter yang ditembak jatuh ini masih berada dalam kondisi baik dan kedua pilot dan asisten pilot tidak mengalami cedera dalam kejadian ini. Antara 28 Januari dan 2 Februari, 2007, dua buah Apache telah hilang bersama-sama dengan krewnya disebabkan tembakan dari darat oleh pejuang Irak di Taji dan Najaf.
Helikopter AH-64D A.S yang kini digunakan di Iraq dan Afghanistan tidak memiliki Radar Kawalan Tembakan Longbow kerana secara ringkasnya tiada ancaman pasukan armor yang akan ditentang oleh tentera bersekutu.
Mayoritas besar helikopter Apache yang mengalami kerusakan parah dalam pertempuran berupaya untuk melanjutkan tugas misi dan kembali dengan selamat ke pangkalan. Sebagai contoh, dari 33 buah Apache yang terlibat dalam serangan pada 24 Maret 2003, 30 buah telah dirosakan oleh tembakan dari darat oleh tentara Irak dan beberapa darinya tidak bisa diperbaiki, akan tetapi hanya satu darinya yang tidak kembali ke pangkalan.

Israel.

Angkatan Udara Israel menggunakan Apache untuk menyerang berbagai sasaran dengan menggunakan rudal. AH-64A telah menyerang dan menghancurkan beberapa pos pengamat Hezbollah di Lebanon selama tahun 1990-an. Serangan ini dilakukan dalam banyak kondisi cuaca - siang dan malam. Saat Intifada al-Aqsa , Angkatan Udara Israel telah menggunakan Apache untuk membunuh tokoh senior Hamas , seperti Ahmed Yasin dan Adnan al-Ghoul , dengan menggunakan rudal.
Selama Perang Lebanon 2006, dua buah helikopter AH-64A Israel telah menabrak, membunuh seorang pilot dan tiga lainnya mengalami luka parah. Dalam kejadian yang lain, sebuah helikopter AH-64D Longbow terhempas karena masalah kegagalan pada hub rotor dan membunuh kedua pilotnya.

Inggris

Inggris menggunakan versi Apache Longbow yang ditingkatkan yang dikenal sebaga Westland WAH-64 Apache, dan diberi tanda Apache AH Mk1 oleh Tentera Darat British. Westland telah membina 67 buah WAH-64 Apache dengan lisensi dari Boeing dan mengantikan dengan mesin Rolls-Royce yang lebih berkuasa, yang dapat menghasilkan tambahan 25% kuasa tujahan berbanding model buatan A.S. Sistem bilah berlipat bagi operasi di laut merupakan satu lagi perubahan yang ketara. Ini membolehkan helikopter Apache British digunakan bersama-sama dan menyokong operasi amfibia, diterbangkan dari kapal perang Angkatan Laut Britania Raya dan auxiliaries. Helikopter Westland Apache mengantikan helikopter Westland Lynx AH7 sebagai helikopter penyerang taktis Angkatan Darat Inggris. Helikopter WAH-64 kini diatur gerak ke Afghanistan , di mana ia telah beraksi cemerlang dalam mendukung pasukan Inggris dan berafiliasi di selatan Afghanistan. Helikopter WAH-64 Apache milik Inggris menggunakan Radar Kontrol Tembakan Longbow di Afghanistan, dengan mengatakan ia telah meningkatkan kesadaran situasi dan menghindari pesawat lain saat melakukan gerakan taktis. Helikopter WAH-64 Apache milik UK menggunakan Radar Kawalan Tembakan Longbow di Afghanistan, dengan mengatakan ia telah meningkatkan kesedaran situasi dan mengelak dari pesawat lain semasa melakukan pergerakkan taktikal.

Belanda

Angkatan Udara Belanda telah memesan 30 buah AH-64D Apache pada 1996, selepas menyewa 12 buah AH-64A. Helikopter Ah-64D ini tidak memiliki radom, maka helikopter milik Belanda ini bukan merupakan jenis Longbow. Helikopter ini diatur gerak buat pertama kali ke Djibouti, Afrika, dan merupakan operasi pertama bagi helikopter Apache dari jenis model-D.[butuh rujukan] Helikopter ini juga telah diatur gerak bersama-sama AH-64 milik A.S bagi menyokong pasukan pengaman NATO di Bosnia dan Herzegovina. Pada 2004, AH-64 Belanda telah diatur gerak sebagai sebahagian sumbangan Belanda kepada tentera pelbagai negara di Iraq. Sementara itu, Belanda mengirim Apache ke Kabul sebagai bagian kontribusi Belanda kepada ISAF. Pada Februari 2006, kontribusi Belanda kepada pasukan NATO di Afghanistan telah meningkat dari 600 ke 1.400 orang anggota dan 6 buah AH-64 telah dikirim sebagai dukungan.

Kegunaan-kegunaan lain

Pada September 2003, Yunani telah memesan 12 buah AH-64D (sebagai tambahan pada angkatan ada sejumlah 20 buah AH-64A +) untuk biaya keseluruhan senilai US $ 675 juta (anggapan termasuk persenjataan dan dukungan), indicating biaya unit kasar untuk AH-64D senilai AS $ 56.25 juta per unit.
Singapore membeli sejumlah 20 buah helikopter AH-64D Longbow Apache dalam dua kelompok di antara 1999 dan 2001. Uni Emirat Arab telah memperoleh sejumlah 30 buah AH-64A pada 1991 dan 1994, yang mana kini sedang ditingkat upaya ke spesifikasi AH-64D. Kuwait telah memperoleh 16 buah helikopter Longbow. Negara-negara lain yang memiliki helikopter Apache termasuk Mesir, Israel, Jepun dan Arab Saudi.

Pakistan telah memesan 12 buah Apache Longbow untuk pelbagai misi menentang keganasan. Korea Selatan sedang meneliti rencana untuk membeli 36 buah AH-64D, meskipun pada waktu sama sedang mengembangkan helikopter penyerang buatan lokal. Helikopter Penyerang Korea (HPK) di bawah program kerjasama dengan perusahaan Eurocopter, yang berdasarkan helikopter Eurocopter Tiger.
Jepang telah memesan 50 buah helikopter AH-64D. Ia dibangun secara lisensi oleh Fuji Heavy Industries, dengan helikopter pertama diserahkan kepada Angkatan Darat Bela Diri Jepang pada awal 2006. selepas penghantaran awal bermula pada 2005.Designasi bagi helikopter AH-64D buatan Fuji adalah AH-64DJP.
Republik China (Taiwan) merencanakan untuk membeli 30 buah helikopter AH-64D dimulai dari 2008 dan seterusnya untuk tentara daratnya . [32] India juga telah mengeluarkan permintaan untuk cadangan untuk 22 buah helikopter penyerang untuk Angkatan Udara India. Apache Longbow adalah merupakan dari beberapa jenis helikopter yang bersaing untuk dipasok ke Angkatan Udara India pada masa depan.

Varian

AH-64A

AH-64A adalah merupakan helikopter penyerang produksi asli. Ia digerakkan oleh dua buah mesin turboshaft GE T700. Krew disusun dalam bentuk paralel dalam ruang berperisai. Helikopter ini dipersenjatai dengan meriam rantai M230 kaliber 30 mm yang dapat dihubungkan ke slaved tampilan lekapan helmet Pembidik meriam penembak. Helikopter AH-64A juga membawa berbagai persenjataan muatan luar di pilon pangkal sayap. Gabungan persenjataan termasuk rudal anti tank AGM-114 Hellfire , roket penggunaan umum tanpa panduan 70 mm (2.75 in) Hydra 70 dan rudal udara ke udara AIM-92 Stinger untuk mempertahankan diri.

AH-64B

Pada 1991, setelah Operasi Desert Storm, AH-64b telah diajukan untuk meningkatkan 254 buah helikopter AH-64A. Peningkatan ini termasuk bilah-bilah rotor baru, GPS, sistem navigasi yang ditingkatkan dan radio baru. Kongres AS kemudian menyetujui AS $ 82 juta untuk program tingkat upaya ke versi Apache B. Program Apache B kemudian dibatalkan pada tahun 1992. Pengubahsuaian radio, navigasi dan GPS kemudian dilakukan pada kebanyakan helikopter Apache model A sebagai sebagian program tingkat upaya.

AH-64C

Dana tambahan dari Kongres AS pada akhir 1991, telah menghasilkan program baik meningkatkan AH-64A pada versi AH-64b +. Penambahan dana mengubah direncanakan pada program peningkatan ke versi AH-64C. Versi C termasuk semua perubahan dalam versi Longbow kecuali mast mounted radar dan mesin baru. Namun, setelah 1993, pengenalan C telah digugurkan. Program tingkat upaya ini akan diteruskan. Bagaimanapun, disebabkan perbezaan antara model C dengan model D adalah kelengkapan radar, yang mana boleh ditukar dari satu pesawat ke pesawat yang lain, keputusan telah dibuat untuk tidak membezakan dua versi ini, meskipun dengan atau tanpa kelengkapan radar.

AH-64D

Model paling maju, yaitu AH-64D Apache Longbow , dilengkapi dengan serangkaian sensor dan sistem persenjataan yang ditingkatkan. Perbaikan utama dibandingkan model A adalah kubah radar AN/APG-78 Longbow dome yang dipasang pada rotor utama yang menempatkan sistem perolehan target Radar Kontrol Tembakan gelombang-millimeter selain dari Radar Frequency Interferometer (RFI). Peringkat radome yang ditinggikan memungkinkan pelacakan dan penembakan rudal (arcing) ke arah sasaran meskipun pada waktu itu helikopter itu sendiri dilindungi oleh hambatan (seperti permukaan bumi, pohon atau bangunan). Selain itu, modem radio terintegrasi dengan serangkaian sensor untuk memungkinkan Apache versi-D berbagi data sasaran dengan helikopter AH-64D lain yang tidak memiliki bidikan ke arah sasaran. Dengan cara ini, sekelompok helikopter Apache bisa menyerang sasaran beberapa dengan hanya mengungkapkan radome sebuah helikopter Apache versi-D. Helikopter Apache yang memiliki semua perbaikan yang terdapat pada helikopter Apache Longbow, dengan pengecualian Radar Kontrol Tembakan masih didesignasi sebagai "AH-64D Apache Longbow", karena radome nya bisa dilepas dan saling dapat dipertukarkan antara satu sama lain. Helikopter ini telah dinaik upaya dengan mesin lebih berkuasa yaitu T700-GE-701C , dan kokpit terintegrasi penuh. Fiuslaj depan helikopter telah dibesarkan untuk menempatkan sistem-sistem baru. Sebagai tambahan, helikopter ini juga menerima kemampuan ikhtiar hidup , komunikasi dan navigasi yang ditingkatkan. Kebanyakan keupayan ada helikopter AH-64A Apache dipertahankan. Helikopter Apache pertama yang ditingkatkan ke Blok II telah diserahkan kepada Angkatan Darat AS pada Februari 2003. Blok II termasuk tingkat upaya ke sistem komunikasi digital untuk meningkatkan komunikasi di antara "internet taktis".
Menyempurnakan Blok III, dijadwalkan pada 2008 dan seterusnya, termasuk meningkatkan digitalisasi, sistem radio taktis bersama, sistem-sistem driver dan mesin ditingkatkan, kemampuan untuk mengendalikan UAV , bilah rotor komposit baru dan giar pendaratan yang ditingkat upaya. Bilah rotor baru yang berhasil menyelesaikan tes penerbangan pada Mei 2004, telah meningkatkan kecepatan berselancar Apache, penilaian mendaki dan kemampuan beban muatan. Kontrak Sistem Pengembangan dan Demonstrasi Blok III telah diberikan kepada Boeing pada Juli 2006.

Model helikopter Apache yang dieksport

Sejumlah model-model lain diterbitkan berdasarkan model-model AH-64A dan AH-64D untuk pasar ekspor. Inggris mengeluarkan secara berlisensi helikopter Apache yang dikenal sebagai Westland WAH-64 Apache (diinstal dari komponen yang dibeli dari Boeing) yang mana berbasis model AH-64D dengan menggunakan beberapa sistem-sistem yang berbeda, termasuk mesin baru yang lebih kuat.

Sea Apache

Versi angkatan laut untuk helikopter AH-64A telah diusulkan kepada Korps Marinir Amerika Serikat dan Angkatan Laut Amerika Serikat dari 1984 sampai 1987. Beberapa konsep diteliti dengan susunan giar pendaratan yang dimodifikasi, senjata dan avionik yang ditingkatkan. Dana untuk versi angkatan laut tidak tersedia dan menyebabkan Korps Marinir harus terus menggunakan helikopter AH-1 SuperCobra sejauh tahun 2008.

Kapal perang Yamato

Palembang, 15 Januari 2017
Repost : https://id.wikipedia.org/wiki/Kapal_tempur_Jepang_Yamato



Yamato (大和?) adalah kapal tempur Angkatan Laut Kekaisaran Jepang dalam Perang Dunia II, sekaligus kapal utama dalam Armada Gabungan Jepang. Nama kapal ini diambil dari nama Provinsi Yamato. Sebagai kapal pertama dalam kelasnya, Yamato bersama kapal sekelasnya, Musashi merupakan kapal tempur terbesar dan terberat yang pernah dibangun. Berat kapal dengan muatan penuh 72.800 ton, dan dipersenjatai dengan sembilam meriam utama kaliber 46 cm (18,1 inci).
Kapal ini dibangun dari 1939 hingga 1940 di Arsenal Angkatan Laut Kure, Prefektur Hiroshima, dan secara resmi mulai ditugaskan pada akhir 1941. Sepanjang tahun 1941, Yamato dijadikan kapal pemimpin yang dinaiki Laksamana Isoroku Yamamoto. Kapal ini pertama kali berlayar sebagai anggota Armada Gabungan selama Pertempuran Midway Juni 1942. Selama tahun 1943, Yamato secara terus menerus dipindah-pindahkan dari Truk ke Kure, dan lalu ke Brunei untuk menghindari serangan udara Amerika Serikat terhadap pangkalan militer Jepang. Yamato hanya pernah sekali menembakkan meriam utama ke sasaran musuh. Kesempatan itu diberikan kepadanya pada bulan Oktober 1944, namun Yamato segera diperintahkan pulang setelah serangan dari kapal perusak dan pesawat-pesawat tempur dari gugus tugas kapal induk pengawal "Taffy" berhasil menenggelamkan tiga kapal penjelajah berat dalam Pertempuran Lepas Pantai Samar. Yamato karam bulan April 1945 dalam Operasi Ten-Go.

 yamato adalah kapal utama dalam "kapal tempur kelas berat" Yamato yang dirancang Angkatan Laut Kekaisaran Jepang pada tahun 1937. Kapal tempur kelas ini dirancang untuk dapat meladeni sasaran musuh yang beragam, dan dimaksudkan sebagai cara Jepang untuk bersaing dengan Angkatan Laut Amerika Serikat yang lebih maju. Dengan dibuatnya kapal-kapal kelas Yamato yang masing-masing berkapasitas 70.000 ton, Jepang berharap kemampuan kapal-kapal tempurnya dapat menyaingi Amerika Serikat
Pembangunan lunas Yamato dimulai 4 November 1937 di Arsenal Angkatan Laut Kure dengan memakai galangan kapal yang didesain secara khusus. Pembangunan kapal ini dirahasiakan. Kain berukuran besar menghalangi pemandangan sewaktu kapal ini dibagun di galangan kapal Kure. Kapal ini sangat besar, sehingga perlu dirancang dan dibuat kran gantri (alat angkat) yang masing-masing dapat mengangkat muatan 150 ton dan 350 ton. Yamato diluncurkan 8 Agustus 1940 di bawah pimpinan Kapten (kemudian naik pangkat sebagai Laksamana Madya) Miyazato Shutoku.

Persenjataan

Meriam utama Yamato terdiri dari sembilan meriam laut 40 cm/45 Tipe 94 kaliber 18,1 inci yang merupakan artileri angkatan laut berkaliber terbesar yang pernah dipasang di atas kapal perang. Panjang masing-masing meriam 21,13 m dan beratnya 147,3 metrik ton. Meriam ini mampu menembakkan peluru penembus perisai berdaya ledak tinggi hingga sejauh 42,0 km.Meriam sekunder terdiri dari dua belas meriam kaliber 6,1 inci (15 cm) yang dipasang di empat menara meriam (satu di depan, satu di belakang, dua di tengah kapal),dan dua belas senjata kaliber 5 inci (13 cm) yang dipasang di enam menara meriam ganda (tiga di masing-masing sisi bagian tengah kapal). Selain itu, Yamato membawa 24 senapan antipesawat yang sebagian besar di pasang di bagian tengah kapal. Ketika dilengkapi kembali pada tahun 1944, meriam sekunder diganti menjadi enam meriam kaliber 6,1 inci (15 cm), dua puluh empat meriam kaliber 5 inci (13 cm), dan seratus enam puluh dua senjata antipesawat kaliber 1 inci (2,5 cm) sebagai persiapan pertempuran laut di Pasifik Selatan.

Dinas tempur

Uji coba dan operasi pertama: 1942

Pada 16 Desember 1941, Yamato secara resmi ditugaskan di Kure di bawah pimpinan Kapten (naik pangkat sebagai Laksamana Madya) Gihachi Takayanagi sebagai komandan kapal. Pada hari yang sama, Yamato bergabung dengan Divisi Kapal Tempur I bersama-sama dengan kapal tempur Nagato dan Mutsu. Pada 12 Februari 1942, Yamato dijadikan kapal pemimpin Armada Gabungan di bawah komando Laksamana Isoroku Yamamoto. Setelah serangkaian uji coba di laut dan permainan perang, Yamato dinyatakan siap beroperasi secara penuh dan mulai bertugas sejak 27 Mei 1942. Yamato juga ditugaskan sebagai kapal tempur utama Isoroku Yamamoto sebagai persiapan menghadapi Pertempuran Midway.Dalam Pertempuran Midway, Laksamana Yamamoto memimpin kekuatan laut Jepang dari atas anjungan Yamato. Setelah kapal induk Jepang menderita kekalahan (empat kapal induk dan 332 pesawat yang diangkutnya hancur), Yamato dan kapal-kapal tempur utama ditarik mundur ke Hashirajima.
Pada 17 Agustus 1942, Yamato berangkat dari Kure menuju Truk. Sebelas hari kemudian, kapal selam Amerika Serikat Flying Fish memergoki Yamato, dan menembakkan empat torpedo ke arah Yamato. Keempat-empatnya luput, dan Yamato selamat tiba di Truk pada hari yang sama. Semasa Kampanye Militer Guadalkanal, Yamato tetap berada di Truk mengingat tingkat konsumsi bahan bakar yang boros hingga tidak mungkin dipakai dalam Pertempuran di Kepulauan Solomon. Pada Desember 1942, Kapten (nantinya Laksamana Madya) Chiaki Matsuda ditugaskan sebagai komandan Yamato.

Berpindah-pindah pangkalan: 1943


Pada 11 Februari 1943, Musashi menggantikan peran Yamato sebagai kapal pimpinan Armada Gabungan. Yamato tidak pernah dipakai bertempur hingga para awak kapal penjelajah dan kapal perusak Jepang di Pasifik Selatan menjulukinya "Hotel Yamato". Yamato hanya disandarkan di Truk hingga Mei 1943 saat diberangkatkan ke Yokosuka dan dikembalikan ke Kure Selama 9 hari, Yamato masuk dok kering untuk inspeksi dan perbaikan umum. Pada bulan Juli 1943, Yamato kembali masuk dok kering untuk pemasangan sistem senjata antipesawat, perisai menara meriam sekunder, dan sistem kendali kapal yang diperbarui dan dipasang kembali. Pada bulan Agustus, Yamato diberangkatkan ke Truk untuk bergabung dengan Gugus Tugas berukuran besar yang dibentuk untuk mengatasi serangan udara Amerika di atol Tarawa dan Makin. Pada November 1943, Yamato bergabung dengan gugus tugas yang lebih besar, terdiri dari enam kapal tempur, tiga kapal induk, dan sebelas kapal penjelajah sebagai reaksi atas serangan udara Amerika Serikat di Kepulauan Wake. Dalam dua kali aksinya, Yamato tidak pernah bertemu dengan kekuatan laut maupun udara Amerika Serikat, dan armada dipulangkan ke Truk.
Pada November 1943, Yamato dan Musashi diputuskan untuk diubah sebagai kapal angkut mengingat kapasitas penyimpanan kedua kapal ini yang besar dan dilindungi perisai baja. Pada 23 Desember 1943, ketika sedang mengangkut pasukan dan peralatan ke Kepulauan Admiraty, Yamato dan gugus tugasnya diadang oleh kapal selam USS Skate yang menembakkan empat buah torpedo ke arah Yamato. Dua di antaranya menghantam lambung kanan dekat menara meriam nomor 3. Kerusakan berat pada perisai kapal membuat magasen atas di menara meriam bagian belakang kebanjiran air. Yamato terpaksa dipulangkan ke Truk untuk perbaikan darurat.

Ikut bertempur: 1944


Pada 16 Januari 1944, Yamato kembali tiba di Kure untuk perbaikan, dan masuk dok kering hingga 3 Februari 1944. Ketika masuk dok kering, Kapten Nobuei Morishita (mantan kapten kapal tempur Haruna mengambil alih komando Yamato. Pada 25 Februari, Yamato dan Musashi dipindahkan dari Divisi Kapal Tempur I ke Armada Kedua. Yamato kembali masuk dok kering untuk peningkatan kemampuan radar dan sistem antipesawat sepanjang bulan Maret 1944. Senjata antipesawat yang dipasang terdiri dari 162 senapan mesin kaliber 1 inci (25 mm) dan 24 senjata kaliber sedang 5 inci (13 cm).Sistem radar juga ditingkatkan dengan sistem identifikasi inframerah, pencari lokasi pesawat terbang, dan sistem radar pengendali senjata.Setelah selesai dengan misi singkat sebagai kapal pengangkut ke Pasifik Selatan pada bulan April 1944, Yamato berangkat menuju Lingga, Malaysia ditemani Armada Mobil pimpinan Jisaburo Ozawa.Pada awal Juni 1944, Yamato dan Musashi mengangkut pasukan ke Biak dengan misi tambahan memperkuat pertahanan angkatan laut dan garnisun di Pulau Biak. Ketika markas besar Ozawa mendengar serangan kapal induk Amerika Serikat ke Kepulauan Mariana, misi dibatalkan.
Dari 19 Juni hingga 23 June 1944, Yamato mengawal Armada Mobil Ozawa selama Pertempuran Laut Filipina yang dijuluki pilot-pilot Amerika Serikat sebagai "Pesta Menembak Ayam Kalkun Mariana Raya". Kerugian pihak Jepang melebihi 400 pesawat tempur, tiga kapal induk tenggelam akibat serangan kapal selam dan serangan udara. Salah menembak ke pesawat Jepang yang sedang pulang merupakan satu-satunya aksi Yamato dalam pertempuran itu. Setelah pertempuran selesai, Yamato dan Armada Mobil ditarik mundur ke Brunei untuk pengisian bahan bakar dan dipersenjatai kembali.

Dari 22 Oktober hingga 25 Oktober 1944, Yamato bergabung dengan armada Kekuatan Tengah di bawah komando Takeo Kurita dalam Pertempuran Teluk Leyte yang merupakan pertempuran laut terbesar dalam sejarah. Ketika sedang berlayar, armada Kurita diserang kapal selam USS Darter dan USS Dace di Selat Palawan. Atago yang dijadikan kapal bendera oleh Kurita dan Maya ditenggelamkan dengan tembakan torpedo, sementara Takao rusak. Keadaan ini memaksa Kurita untuk memakai Yamato sebagai kapal bendera. Sepanjang Pertempuran Laut Sibuyan, Yamato dijatuhi tiga bom penembus perisai dari pesawat pengebom yang berpangkalan di atas kapal induk USS Essex, sementara Musashi tenggelam setelah dihantam 17 torpedo dan 19 bom. Pada malam 24 Oktober, Kekuatan Tengah Kurita melayari Selat San Bernardino, dan menyerang sekelompok kecil kapal induk pengawal dan kapal-kapal penjelajah segera setelah pagi tiba. Pada tahap-tahap awal Pertempuran Lepas Pantai Samar, Yamato untuk pertama kali sekaligus terakhir kalinya menghadapi kapal-kapal perang musuh. Tembakan Yamato berhasil mengenai sebuah kapal induk pengawal, sebuah kapal perusak, dan sebuah kapal perusak pengawal.Setelah memastikan tembakan meriam utama tepat mengenai sasarannya di USS Gambier Bay, sekelompok torpedo Amerika Serikat dideteksi sedang menuju ke arah Yamato hingga terpaksa mundur dari pertempuran, dan tidak lagi dapat ikut serta bertempur.  Gugus tugas Kurita dibubarkan kemudian setelah tiga kapal penjelajah berat tenggelam, sementara pihak Jepang hanya berhasil menenggelamkan satu kapal induk pengawal dan tiga kapal perusak.
Setelah pertempuran di lepas pantai Samar, Yamato dan sisa-sisa Angkatan A kembali ke Brunei Pada 15 November 1944, Divisi Kapal Tempur I dibubarkan, dan Yamato dijadikan kapal bendera Armada Kedua. Pada 21 November, ketika sedang melewati Laut Cina Timur dalam perjalanan menuju Pangkalan Angkatan Laut Kure Yamato dan kapal-kapal dalam gugur tempurnya diserang kapal selam USS Sealion. Kapal tempur Kongo dan sejumlah kapal perusak tenggelam.[ Setibanya di Kure, Yamato sehera masuk dok kering untuk perbaikan dan peningkatan kemampuan sistem senjata antipesawat. Senjata anti pesawat yang lama diganti sistem baru. Pada 25 November 1944, Kapten Aruga Kosaku ditunjuk sebagai komandan Yamato yang baru.

Operasi terakhir hingga karam: 1945

Pada 1 Januari 1945, Yamato, Haruna, dan Nagato dipindahkan ke Divisi Kapal Tempur I yang baru diaktifkan kembali. Dua hari berikutnya, Yamato keluar dari dok kering. Ketika Divisi Kapal Tempur I dinonaktifkan kembali pada 10 Februari 1945, Yamato dipindahkan ke Divisi Angkut I. Pada 19 Maret 1945, Yamato diserang habis-habisan oleh pesawat terbang dari USS Enterprise, USS Yorktown, USS Intrepid yang menyerbu pangkalan angkatan laut utama Jepang di Kure ketika Yamato sedang didok. Namun Yamato hanya menderita kerusakan ringan, berkat pengawalan pilot instruktur pesawat tempur Jepang yang menerbangkan pesawat tempur Kawanishi N1K "Shinden" atau "George". Skuadron ini dipimpin pilot Minoru Genda yang merencanakan Pengeboman Pearl Harbor. Kehadiran pesawat-pesawat tempur Kawanishi N1K yang setara kalau tidak lebih superior dibandingkan F6F Hellcat membuat pilot-pilot Amerika terkejut, dan beberapa pesawat Amerika Serikat ditembak jatuh. Tembakan defensif antipesawat dan plat perisai dek atas yang tebal juga menjaga Yamato dari kerusakan yang serius. Pada 29 Maret 1945, Yamato berangkat dengan amunisi penuh, dan bersiap-siap melakukan pertempuran di Okinawa dalam Operasi Ten-Go.


Operasi Ten-Go yang dimulai 6 April 1945 adalah misi bunuh diri di lepas pantai Okinawa yang dilakukan secara sengaja oleh Yamato dan sembilan kapal pengawalnya. Ketika berangkat dari Kure, Yamato direncakan untuk dikandaskan di pantai Okinawa, dan bertugas sebagai stasiun tempur yang tidak tertenggelamkan. Meriam-meriam berat kaliber 18,1 inci menurut rencana akan dipakai untuk melakukan bombardemen ke pasukan Amerika Serikat yang berada di Okinawa. Yamato hanya membawa bahan bakar cukup untuk sampai ke Okinawa. Persediaan bahan bakar yang ada memang sudah tidak cukup untuk mengantarkan Yamato ke Okinawa dan pulang kembali ke Kure. Ketika berlayar di Selat Bungo, Yamato dan kapal-kapal pengawalnya dipergoki oleh kapal selam Amerika Serikat USS Threadfin dan USS Hackleback. Keduanya melapor ke Gugus Tugas 58 tentang posisi Yamato.
Pada pukul 12.32 tanggal 7 April 1945, Yamato menyambut serangan gelombang pertama yang terdiri dari 280 pesawat dari Gugur Tugas 58, terkena tiga kali (dua bom, satu torpedo). Pada pukul 14.00, dua kapal pengawal Yamato tenggelam. Tidak lama kemudian, Yamato dan kapal-kapal pengawal yang tersisa menjadi sasaran serangan gelombang kedua yang terdiri dari 100 pesawat. Pada pukul 14.23, setelah dihantam 10 torpedo dan kejatuhan 7 bom, ruang amunisi Yamato meledak.Asap ledakan membubung setinggi 6,4 km dan dapat dilihat dari Kyushu yang berjarak 160 km dari lokasi tenggelamnya Yamato. Sejumlah 2.498 awak dari total 2.700 awak Yamato dinyatakan hilang, termasuk komandan armada Laksamana Madya Seiichi Itō.

Granat Nanas

Palembang, 15 Januari 2017
Repost : http://devilova.xtgem.com/index/__xtblog_entry/9398617-senjata-infanteri-yang-digunakan-pada-perang-dunia-ii


Tidak semua senjata dalam Perang Dunia II adalah senapan ataupun pistol. Infanteri juga sangat bergantung
pada granat mereka. Mudah dibawa, ringan, ukuran yang sempurna untuk dilempar namun sangat mematikan. Granat adalah alat yang sangat berguna untuk posisi menyerang. Hanya menarik pin, melemparnya ke tempat musuh dan efektif untuk membunuh, menghancurkan sarang senapan mesin musuh atau bunker musuh, menggunakan granat jauh lebih mudah. Setiap negara mengandalkan tesis kecil, tapi berbahan peledak mematikan untuk posisi yang jelas dan umumnya menakutkan musuh. Senapan dapat melakukan banyak kerusakan pada jaringan manusia, tetapi luka yang disebabkan oleh sebuah granat adalah 3x lipatnya. Granat adalah senjata yang sangat brutal yang digunakan dalam konflik, sungguh sangat brutal karena tidak memilih korban alias siapa atau apa saja yang ada dalam jangkauan akan terkena dampaknya.

Senjata STEN MK11

Palembang, 15 Januari 2017
Repost : http://devilova.xtgem.com/index/__xtblog_entry/9398617-senjata-infanteri-yang-digunakan-pada-perang-dunia-ii




Setelah bencana kekalahan dan penarikan pasukan dari Dunkirk pada tahun 1940, tentara Inggris mengalami kekurangan peralatan perang yang parah. Dipaksa meninggalkan sebagian besar peralatan mereka di pantai saat mereka melarikan diri, para pasukan bersenjata Inggris terpaksa mengambil keputusan untuk meng-upgrade senjata standar mereka yang bermasalah. Mereka mencoba menggunakan senjata mitraliur Thompson, namun pasokan dari AS terbatas. Jawabannya adalah untuk datang dengan senapan mesin Inggris, yaitu Sten Gun. Beberapa model telah digunakan dalam perang, namun Sten Gun bukanlah senjata yang sempurna dan bisa menjadi bermasalah kapanpun, tapi dari jarak dekat Sten Gun mampu memberi kehancuran yang luar biasa. Sten Gun juga sangat mudah untuk dirakit dan membongkarnya, ini membuatnya menjadi senjata yang sempurna bagi pasukan perlawanan dan pasukan komando. Perlawanan pejuang di Polandia dan di seluruh Eropa yang menggunakan senjata ini telah merepotkan tentara pendudukan Jerman jauh di belakang garis musuh. Sten Gun bekerja sangat baik sebagai senjata perlawanan yang tetap digunakan oleh pasukan paramiliter dan gerilyawan hingga akhir 1994.

Senjata Winchester Model 1897

Palembang, 15 Januari 2017
Repost : http://weaponmilitary.blogspot.co.id/p/sg-puterm1897.html



Winchester Model 1897, juga dikenal sebagai Gun Palung, Model 97 dan M97, adalah senapan pompa-tindakan dengan majalah tabung eksternal palu dan diproduksi oleh Perusahaan Mengulangi Winchester Arms. Model 1897 merupakan evolusi dari Winchester Model 1893 dirancang oleh John Browning. Dari 1897 sampai 1957, lebih dari satu juta senapan ini diproduksi. Model 1897 ini ditawarkan dalam berbagai laras panjang dan nilai, bilik pada 12 dan 16 gauge, dan sebagai bingkai padat atau pencopotan. Senjata 16-gauge memiliki standar panjang laras 28 inci, sementara 12-gauge senjata yang dilengkapi dengan barrel panjang 30-inci. Barel panjang bisa dipesan khusus dalam panjang sesingkat 20 inci, dan selama 36 inci. Sejak saat itu Model 1897 pertama kali diproduksi telah digunakan oleh tentara Amerika, [1] departemen kepolisian, dan pemburu.




SEJARAH
 

Winchester Model 1897 dirancang oleh penemu Amerika yang terkenal John Musa senjata api Browning. Model 1897 pertama kali terdaftar untuk dijual di katalog November 1897 Winchester sebagai bingkai padat 12 gauge. Namun, penurunan yang mengukur 12 ditambahkan pada bulan Oktober 1898, dan penurunan yang 16 gauge pada bulan Februari 1900. [3] Awalnya diproduksi sebagai versi yang lebih keras, lebih kuat dan lebih baik dari, Winchester 1893 sendiri merupakan lepas landas pada senapan pompa Spencer awal, yang 1897 itu identik dengan pendahulu nya, kecuali bahwa penerima itu lebih tebal dan memungkinkan penggunaan bubuk kerang tanpa asap, yang tidak umum pada saat itu. The 1897 memperkenalkan "mengambil" desain, di mana barel bisa diambil dari, sebuah standar dalam senapan pompa dibuat hari ini, seperti Remington 870. Seiring waktu, "menjadi 97 model senapan yang paling populer di pasar Amerika dan mendirikan standar kinerja dengan yang jenis lain dan membuat dari senapan dinilai, termasuk barang impor yang paling mahal". [2] Winchester Model 1897 berada di produksi dari 1897 sampai 1957. Itu adalah dalam waktu tersebut bahwa "modern" desain hammerless menjadi umum, seperti Winchester Model 1912 dan Remington 870 dan 1897 Model digantikan oleh Winchester Model 1912. [4] Namun, pistol masih bisa ditemukan hari ini di biasa digunakan.



PERBAIKAN DARI M1897
Dalam model baru tahun 1897, banyak kelemahan yang hadir dalam Model 93 turut diperhitungkan dan diperbaiki [3] Perbaikan ini disertakan.:

     * Bingkai diperkuat dan dibuat lebih lama untuk menangani mengukur 12 2 shell ¾-inci, serta shell 2 -inci. [3]
     * Bingkai di atas tertutup sehingga ejeksi dari cangkang dipecat sepenuhnya dari samping [3] Hal ini menambah jumlah besar kekuatan untuk kerangka pistol. dan itu memungkinkan penggunaan shell 2 ¾ inci tanpa bahaya pistol terus jamming. [5]
     * Pistol tidak bisa dibuka sampai gerak maju sedikit slide menangani dirilis kunci slide tindakan. Dalam menembak, tendangan dari pistol memberikan gerakan maju sedikit ke slide menangani dan merilis kunci tindakan slide yang memungkinkan pembukaan segera pistol. Dengan tidak adanya mundur apapun, geser pegangan harus didorong ke depan secara manual untuk melepaskan kunci slide tindakan. [3]
     * Sebuah panduan cartridge bergerak ditempatkan di sisi kanan blok pembawa untuk mencegah keluarnya shell ketika pistol itu berbalik ke samping dalam tindakan loading. [3]
     * Saham dibuat lebih panjang dan dengan drop kurang. [3]

Dari perbaikan, kunci slide adalah salah satu yang benar-benar membuat senjata lebih aman. Lock slide ini ditingkatkan terus pistol terkunci sampai pembakaran sebenarnya terjadi yang mencegah pistol dari macet dalam kasus macet sebuah. Kunci slide "berdiri sedemikian relasi ke tubuh pin menembak seperti yang akan mencegah penembakan pin primer mencapai sampai pin telah bergerak maju jarak yang cukup untuk memastikan penguncian dari baut sungsang." [6] Hal ini untuk mencegah tindakan lengan baju "dari yang ditarik oleh tangan penembak sampai setelah penembakan, dan karenanya render senjata api lebih aman"


DESKRIPSI 
Winchester Model 1897 berevolusi dari Winchester Model 1893. Model 1897 dan 1893 keduanya dirancang oleh John Browning. Model 1897 adalah senapan palu eksternal kekurangan pemisah memicu memberikan kemampuan untuk membanting api. Ini berarti bahwa pengguna dapat terus memicu bawah sambil memompa senapan dan sekali pompa dikembalikan ke posisi depan api pistol. [8] Pistol itu sendiri diklasifikasikan sebagai senapan tindakan slide pompa. Itu adalah benar-benar sukses pertama pompa-tindakan senapan yang diproduksi. Selama jangka waktu Model 1897 di produksi, lebih dari satu juta jenis diproduksi di berbagai kelas dan laras panjang. 16-gauge senapan laras panjang memiliki standar 28 inci, sementara 12-gauge senjata yang dilengkapi dengan barrel panjang 30-inci. Barel panjang bisa dipesan khusus dalam panjang sesingkat 20 inci, dan selama 36 inci. Seiring dengan berbagai kelas dan laras panjang, Model 1897 datang dalam dua chamberings yang berbeda. Salah satunya adalah gauge 12 dan yang lain adalah mengukur 16 [8] kerang seharusnya dalam 2 -. inci atau 2 ¾ -. Model inci [3] Setiap cangkang yang lebih besar tidak dianjurkan. Model Rata-rata 1.897 menyelenggarakan 5 kerang senapan dalam tabung majalah. Setelah termasuk shell salah satu yang bisa diselenggarakan di barel, rata-rata Model 1897 menyelenggarakan 6 kerang senapan. Namun, hal ini akan bervariasi dari kelas ke kelas [9] Ketika bekerja tindakan akhir 1897 Model kedepan adalah tersiksa. dan slide panjang keluar dari penerima dan menyemburkan shell menghabiskan sambil memiringkan eksternal palu. Inilah sebabnya mengapa pistol diklasifikasikan sebagai senapan tindakan slide pompa.

Perusahaan Norinco China telah melakukan upaya untuk mereproduksi senjata api ini. The Norinco 97 adalah salinan hampir tepat dari Winchester 1897, kecuali tidak juga dilakukan atau selesai sebagai asli buatan Winchester 1897. Kelas dari Palung dan Kerusuhan yang direproduksi oleh Norinco.