Palembang 13 November 2016
Repost : http://www.biografiku.com/2009/01/biografi-soichiro-honda.html
Biografi Soichiro Honda - Pendiri Honda
Kisah tokoh pendiri Honda ini dapat menjadi inspirasi bagi pembaca
sekalian. Perjuangannya dalam mendirikan perusahaan Honda dilaluinya
dengan susah payah namun semua perjuangannya terbayar berkat temuan
mesinnya yang kemudian melahirkan sebuah perusahaan otomotif terbesar di
dunia yaitu Perusahaan Honda. Semua berawal dari Soichiro yang berumur
16 tahun, dan tak mau melanjutkan sekolah.
Karena ia menganggap sekolah saat itu hanya membuang waktu. Ia hanya
ingin mendalami tentang mesin mobil. Akhirnya, ayahnya yang mengerti
betul tentang ambisinya mengenalkan kepada seorang teman di Tokyo
bernama Kashiwabara, seorang direktur bengkel mobil bernama Art.
Akhirnya pada bulan Maret 1922, Soichiro diantar ayahnya ke Tokyo untuk
bekerja disana. Tapi bukan sebagai teknisi atau yang berhubungan dengan
mesin, ia hanya sebagai pengasuh bayi. Bayi yang ia asuh adalah anak
dari direktur bengkel Art.
Dari sanalah pengetahuannya tentang mesin berkembang. Ia mencuri-curi
waktu pada saat bengkel tutup untuk sekedar melihat dan menganalisa
mesin mobil. Apalagi ketika ia menemukan sebuah buku di perpustakaan,
dan mengumpulkan uang gajinya hanya untuk menyewa buku tersebut. Buku
yang pertama ia baca adalah Sistem Pembakaran Dalam.
Pada suatu hari, ketika Soichiro sedang mengepel lantai, ia diajak
majikannya untuk membantu di bengkel, karena hari itu bengkel sedang
sibuk. Dan disinilah ia menunjukkan kemampuannya membetulkan mesin mobil
Ford model T yang dikeluarkan pada tahun 1908. Dengan pengetahuannya
mencuri-curi waktu untuk sekedar mengintip mesin mobil dan ilmu yang ia
dapat dari buku, akhirnya ia berhasil membuat takjub para teknisi lain.
Pada umur 18 tahun, ia pergi ke kota Marioka untuk membetulkan mesin
mobil. Karena masih muda, sampai-sampai penjemput keheranan. “Tuan
bengkel Art-nya sedang ke toilet ya?” tanya salah satu dari dua orang
penjemput, karena sangat tidak percaya yang ia jemput hanyalah anak muda
berumur belasan tahun. “Sayalah yang anda maksud, terima kasih sudah
menjemput saya” jawab Soichiro santai. Hihihi.. lucu juga kalau melihat
wajah kedua penjemput itu.
Ketakjuban para teknisi tidak sampai disitu, saat ia mulai membongkar
mobil pun, banyak yang tak percaya ia bisa memasangnya kembali. Tapi
ternyata, ia berhasil membetulkan mobil tersebut. Dengan prestasinya
tersebut, pada usia 22 tahun ia sudah menjadi kepala bengkel Art, dan
dipercaya untuk membuka cabang di kota Hamamatsu.
Pada tahun 1928 Soichiro menjadi kepala bengkel Art cabang Hamamatsu.
Awalnya bengkel tersebut hanya mempunyai 1 orang karyawan, tapi setelah 3
tahun berdiri, sudah mempunyai sekitar 50 orang karyawan. Selama kurun
waktu tersebut, masalah perbaikan mobil diserahkan kepada anak buahnya
yang terlebih dahulu diberikan pengetahuan tentang mesin. Sedangkan
Soichiro hanya memeriksa hasil kerja anak buahnya, dan lebih
berkonsentrasi pada peningkatan kreativitas dan pengetahuannya dalam
bidang mesin.
Sebagai kepala bengkel, ia terkenal galak dan keras. Ia tak segan untuk
memukul kepala anak buahnya dengan obeng atau kunci pas (seperti yang
terlihat di buku, entah itu benar atau tidak). Dari seluruh karyawannya,
terdapat dua golongan. Yang satu adalah yang bertahan dan yang
melarikan diri. Dan biasanya, orang-orang yang bertahan adalah
orang-orang yang menjadi teknisi handal.
Pada kurun waktu 3 tahun, Soichiro membuat veleg mobil yang terbuat dari
besi. Di masa itu, veleg mobil terbuat dari kayu, sehingga jika
digunakan dalam jangka waktu yang lama, poros veleg tersebut akan
longgar. Pada tahun 1933, ternyata Soichiro sudah mulai membuat mobil
balap dengan tangannya sendiri, yang ia namakan Curtis. Nama Curtis
diambil dari nama mesin yang ia gunakan, mesin pesawat jenis Curtis A1.
Dengan mobil buatannya, ia pernah menjuarai balapan tetapi hanya sebagai
navigator, bukan sebagai pembalap.
Di tahun yang sama, Soichiro menikah dengan Sachi, seorang wanita
berpendidikan. Kehadiran Sachi yang berpendidikan, bagi Soichiro yang
tidak menjalani pendidikan formal menjadi sangat besar artinya. Sachi
tidak hanya berperan sebagai istri, tapi juga guru yang mengajarkan tata
krama dan ilmu-ilmu dasar. Tapi yang paling besar artinya adalah
bagaimana Sachi mengerti tentang minat Soichiro pada bidang teknik.
Dari Piston Ring ke Motor
Pada tahun 1934, Soichiro berencana membuat mobil sendiri. Bukan
mengambil mesin mobil dari merek-merek terkenal di masa itu. Niat itu
pun ia jalani dengan terlebih dahulu membuat ring piston. Di tahun 1935,
tepat disamping bengkel Art ia membuat papan nama Pusat Penelitian Ring
Piston Art.
Ring piston buatan Soichiro selalu gagal, karena ia sama sekali tak
mengerti masalah pencampuran logam. Karena ring piston buatannya selalu
patah atau menggores dinding slinder. Akhirnya ia datang ke Sekolah
Tinggi Hamamatsu jurusan mesin, dan diberitahu bahwa ada campuran lain
yang diperlukan untuk membuat ring piston, diantaranya silikon. Dengan
informasi yang ia terima, akhirnya ia punya tekad yang bulat untuk
melanjutkan sekolah, walaupun saat itu Soichiro sudah berumur 28 tahun.
Akhirnya 3 tahun kemudian, tepatnya tanggal 20 November 1937 ring piston
berhasil dibuatnya. Dan pada tahun 1938 ia mendirikan pabrik pembuatan
ring piston bernama Tokai Seiki. Sedangkan bengkel yang ia kepalai
diserahkan kepada anak buahnya untuk dikelola.
Bengkel yang ia dirikan akhirnya berproduksi secara resmi pada tahun
1941 setelah ada investor dari Toyota. Pada tahun 1945, tepatnya setelah
perang dunia ke-2, Jepang menjadi negara rendah karena kalah perang.
Dan hidup Soichiro menjadi terlunta-lunta. Ia tak mengerjakan pekerjaan
apapun saat itu. Tidak ada niat lagi untuk membangun pabrik, bahkan ia
hanya ingin belajar bermain suling saat itu.
Di masa setelah perang, dimana benda-benda masih sangat langka, justru
industri tekstil berkembang sangat pesat saat itu. Kabarnya, orang-orang
yang mempunyai mesin tenun, sekali menggerakkan mesinnya, ia bisa
mendapatkan 10 ribu yen. Dan saat itu Soichiro berfikir bagaimana
membuat mesin tenun yang lebih canggih dari yang ada saat itu. Ia pun
mendirikan pabrik pembuatan mesin tenun yang akhirnya terhenti karena
kurang modal.
Sepeda Motor Pertama Honda
Saat pabrik yang ia buat terhenti, ada seorang teman yang menawarkan
mesin pemancar radio bekas kegiatan perang yang ternyata berjumlah 500
buah. Dan Soichiro diminta untuk memanfaatkan mesin tersebut. Setelah
melihat sepeda, ia pun berniat membuat sepeda motor dengan mesin
pemancar radio. Cara mengendarai sepeda motor saat itu juga sangat
berlainan dengan yang ada sekarang. Pertama-tama mesih harus dipanaskan
dengan api, dan digenjot minimal 30 menit, baru mesin bisa digunakan.
Tapi tetap saja laku keras, dan kapasitas produksi saat itu 1 unit lebih
dalam 1 hari. Dalam setahun saja, 500 buah pemancar radio habis.
Dengan prestasi tersebut, Soichiro terus mengembangkan mesin sepeda
motor, dan berhasi menciptakan sepeda motor yang dinamakan Dream D,
setelah membuat mesin A, B, dan C. Motor buatan Soichiro ini adalah
mesin 2 tak dengan 98 cc dan kecepatan maksimum hanya 50 km/jam.
Bersamaan dengan akan dipasarkannya Dream D, seorang marketer hebat
bernama Fujisawa ikut menggabungkan diri dengan Soichiro dan membangun
pabrik pembuatan sepeda motor. Kemudian selanjutnya, kehadiran Fujisawa
membawa perubahan besar terhadap perusahaan bernama Honda.
Sebelum Dream D dipasarkan, Fujisawa menguju coba motor tersebut kepada
masyarakat. Dan diketahui, karena Dream D adalah motor 2 tak, maka
kebisingan yang dibuat menjadi masalah. Dan dengan demikian, Fujisawa
memaksa Soichiro untuk membuat mesin 4 tak yang miskin suara kebisingan.
Akhirnya mesin 4 tak dibuat dan berhasil menjadi nomor satu di Jepang.
Dengan mesin 4 tak ini, kecepatan maksimum adalah 75 km/jam.
Sekarang perusahaan Honda menjadi salah satu perusahaan otomotif
terbesar didunia bersaing dengan Yamaha, Toyota dan juga perusahaan
otomotif lain. Produknya bukan saja motor melainnya mobil serta
alat-alat teknologi lainnya seperti Robot. Dimana semua kesuksesan
perusahaan itu dimulai dari mimpi pendirinya Soichiro Honda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar