Senin, 14 November 2016

Biografi dan Profil Anthony Tan

Palembang, 14 November 2016
Repost : http://www.biografiku.com/2016/09/biografi-dan-profil-anthony-tan-sosok-pendiri-aplikasi-grab.html




Setiap orang pasti tahu dengan aplikasi ponsel pintar Grab yang saat ini juga meramaikan layanan transportasi di Indonesia. Aplikasi ini mulai banyak digunakan oleh masyarakat Indonesia, terutama di kota-kota besar. Aplikasi grab bersaing dengan aplikasi layanan transportasi lainnya seperti gojek.

Namun tahukah Anda mengenai orang yang menjadi otak pembuatan aplikasi grab ini? Dia adalah Anthony Tan, seorang warga negara Malaysia yang namanya mendunia saat ini. Simak biografi dan proil Anthony Tan berikut ini.

Anthony Tan merupakan anak bungsu dari tiga bersaudara. Kakek buyutnya meniti karir dari menjadi supir taksi di Malaysia. Kakeknya, Tan Yuet Foh, sukses mendirikan bisnis perakitan mobil dan jaringan distribusi mobil Jepang di Malaysia. Kini perusahaannya, Tan Chong Motor Holdings Bhd., berhasil menjadi distributor utama mobil Nissan di Malaysia.

Ayah Anthony Tan bernama Tan Heng Chew, merupakan salah satu orang terkaya di Malaysia pada tahun 2015 dan merupakan lulusan teknik sipil. Ibu Anthony Tan bekerja sebagai pialang saham di Malaysia, dan keluarga Tan merupakan keluarga pebisnis di Malaysia.

Dengan berbagai pengalaman keluarganya, pria 34 tahun ini telah dekat dengan dunia bisnis sejak kecil. Hampir setiap hari Anthony Tan kecil mendengar perjuangan berat yang harus dilalui kakek buyut dan kakeknya tersebut. Tak lepas dari moto keluarga Tan untuk “tidak pernah mengatakan tidak”, yang sudah tertanam di benaknya sejak dini.

Bahkan saat usianya 6 tahun dan ditanya mengenai cita-citanya kelak, Anthony Tan dengan percaya diri menjawab, “Aku ingin menjadi pengusaha sukses!”. Itulah akar dari dimulainya usaha pertamanya saat dia masih berusia 11 tahun, berjualan komik.

Ternspirasi dari komik X-Men
Kisah perjalanan hidup Anthony Tan dilanjutkan ketika Anthony berusia 11. Orang tua Anthony Tan dsst itu mengajaknya ke sebuah konvensi komik internasional di Singapura. Karena saking sukanya dengan X-Men, Anthony memborong banyak sekali komik superhero tersebut.

Sekembalinya ke Malaysia, teman-temannya juga ingin memiliki buku-buku tersebut, sehingga tercetuslah ide untuk bertukar buku komik sehingga semua orang punya kesempatan untuk membacanya.

Tak berselang lama setelah pertukaran komik dimulai, Anthony kecil sadar kalau teman-temannya tidak punya banyak barang yang sepadan untuk ditukarkan dengan komik-komiknya, maka teman-temannya menggantinya
dengan uang.

Dari situlah Anthony belajar untuk menjadi pengusaha yang sesungguhnya: dengan menggunakan uang untuk menambah stok barang, dan mengubah stok barang menjadi uang yang lebih banyak, begitu seterusnya.

Anthony Tan dan solusinya untuk sistem taxi di Malaysia
Terbukti sekarang pria keturunan Tionghoa ini berhasil dengan idenya mendirikan Grab pada tahun 2012, sebuah aplikasi ponsel pintar untuk memudahkan orang memesan taxi. Ide pembuatan aplikasi ini dimulai ketika Anthony menempuh studi di Harvard Business School.

Suatu hari teman sekelasnya menghampirinya dan mengeluh, “Mengapa sistem taxi di Malaysia buruk sekali? Kakek buyutmu adalah supir taxi, dan kakekmu berhasil menjadi pengusaha transportasi sukses di Malaysia, seharusnya kamu bias melakukan sesuatu.”

Ide aplikasi MyTeksi kemudian menjadi tugas sekolah Anthony untuk memecahkan masalah taxi di Malaysia, dan berlanjut hingga menjadi bisnis sungguhan. Sekarang MyTeksi telah berubah nama menjadi Grab.

Aplikasi ini menggunakan teknologi pemetaan digital dan informasi lokasi yang dibagikan oleh pemesan. Saat ini Grab telah berhasil menjadi penyedia layanan transportasi secera digital terbesar di Asia Tenggara.

Banyak sekali yang dapat kita pelajari dan tiru dari biografi Anthony Tan ini. Selang berjalan 4 tahun menjalankan usaha sendiri, banyak kendala telah dihadapi oleh Anthony Tan dalam menjalankan usaha layanan transportasi Grab, namun ia tetap kukuh dengan motonya untuk “tidak pernah mengatakan tidak”.

Ia tidak pernah menyerah dan membiasakan dirinya untuk selalu mengatakan “ya”. Ia juga belajar mengenai pentingnya pengalaman sendiri untuk membantu memecahkan permasalahan orang lain, pada hal ini memecahkan permasalahan yang dihadapi oleh supir taxi dengan aplikasi Grab.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar