Palembang, 14 November 2016
Repost : http://www.biografiku.com/2016/01/Biografi-Jan-Koum-Kisah-Inspiratif-Dari-Pendiri-Whatsapp.html
WhatsApp saat ini dikenal sebagai salah satu aplikasi instan messaging yang
paling banyak digunakan di dunia. Pendiri WhatsApp yaitu Jan Koum
bersama dengan Brian Acton. Namun tahukah anda dibalik kesuksesan
WhatsApp terselip sebuah kisah inspiratif yang penuh perjuangan dari
salah satu pendirinya yaitu Jan Koum. Kali ini biografiku.com akan
mengulas mengenai biografi dari Jan Koum yang dikenal sebagai pendiri
WhatsApp. Jan Koum dilahirkan pada tanggal 24 februari 1976 di daerah
bernama Fastiv bagian Kiev, Ukraina.
Ayah Jan Koum bekerja sebagai manager konstruksi dan ibunya hanyalah
seorang Ibu rumah tangga. Jan Koum berasal dari keluarga keturunan
Yahudi. Daerah tempat tinggal Jan Koum sangat memprihatinkan sebab
segala fasilitas sangat terbatas seperti listrik. Bahkan untuk mandi pun
mereka harus mengantri di tempat mandi umum.
Tinggal di negara yang politiknya sering bergejolak bukanlah hal yang
mudah bagi Jan Koum terlebih lagi mereka merupakan warga keturunan
Yahudi sehingga mereka sering berhati-hati. Karena semakin tingginya
gejolak politik dan meningkatnya gerakan anti yahudi di Ukraina, maka
untuk menghindari hal tersebut, keluarga Jan Koum memutuskan untuk
pindah ke Amerika Serikat pada tahun 1990. Mereka pindah ketika Jan Koum
berusia 16 tahun dan tinggal di wilayah Mountain View, Amerika Serikat.
Menjadi Tukag Sapu di Toko Kelontong
Ia tinggal disana bersama dengan ibu dan neneknya, ayahnya masih di
Ukraina, dan akan menyusul mereka. Namun sayangnya, ayah Jan Koum
meninggal pada tahun 1997 ketika masih di Ukraina. Koum dan ayahnya
jarang berkomunikasi melalui telepon sebab mereka menghindari penyadapan
oleh pemerintah Ukraina.
Jan Koum bersama ibunya kemudian berjuang keras untuk bertahan hidup di
Amerika. Ibu Jan Koum kemudian mencoba bekerja sebagai pengasuh anak dan
Koum membantu ibunya dengan menjadi penyapu toko untuk memenuhi
kebutuhan mereka. Meskipun begitu mereka masih sangat kekurangan.
Saking miskinnya kehidupan Jan Koum ketika itu, ia makan dengan
mengandalkan jatah makanan gratis dari pemerintah untuk para tunawisma
atau gelandangan. Ia juga terkadang tidur di tempat umum hanya
beralaskan tanah dan beratapkan langit. Segala macam pekerjaan ia coba
lakoni ketika ia baru pertama kali pindah ke Amerika hanya untuk
menyambung hidupnya saja. Pahitnya hidup ia sudah rasakan ketika itu.
Saat Jan Koum pindah ke Amerika Serikat, ia sudah mahir dalam berbahasa
inggris sehingga ia kemudian mudah untuk masuk sekolah di Amerika. Di
sekolahnya ia dikenal sebagai anak yang nakal sebab ia sangat susah
untuk menyesuaikan diri dan serng terlibat perkelahian, meskipun begitu
ia merupakan murid yang cerdas dan amat menyukai pemrograman komputer
yang ia pelajari secara otodidak dari buku-buku bekas.
Ia belajar mengenai jaringan komputer secara otodidak dan bahkan
bergabung dengan grub hacker yang dikenal dengan nama w00w00 ketika di
sekolah. Lulus dari sekolah, ia kemudian melanjutkan pendidikannya
dengan masuk di San Jose University. Untuk memenuhi kebutuhan hidup dan biaya kuliahnya, Jan Koum kemudian bekerja sebagai penguji sistem keamanan komputer di Ernst & Young.
Diterima Bekerja Di Yahoo
Pada tahun 1997, ia bertemu dengan Brian Acton, seorang pegawai Yahoo
yang kemudian menjadi teman dekatnya. Berbekal pengetahuan mengenai
komputer yang lumayan dipelajari secara otodidak, Jan Koum kemudian
mencoba melamar pekerjaan di Yahoo atas saran dari Brian Acton dan ia
kemudian diterima.
Namun pada tahun 2000, cobaan hidup dialami Jan Koum ketika ibunya
meninggal akibat penyakit kanker yang dideritanya. Di tinggal kedua
orang tuanya, Jan Koum kemudian tinggal bersama neneknya. Bersama dengan
Brian Acton, Jan Koum menyaksikan jatuh bangun Yahoo, Ia bekerja disana
sebagai programmer dan menangani proyek periklanan di Yahoo.
Ketika bekerja di Yahoo, Jan Koum juga saat itu kuliah. Namun ia memutuskan untuk Drop Out atau berhenti dari kampusnya dan fokus untuk bekerja setelah sempat dimarahi oleh CEO Yahoo ketika itu yaitu David Filo.
Tujuh tahun bekerja di Yahoo kemudian membuat Jan Koum bersama Brian
Acton memutuskan mundur pada tahun 2007 dari Yahoo. Setelah itu mereka
kemudian menghabiskan waktunya dengan berlibur dan berwisata di daerah
Amerika Selatan selama setahun.
Ditolak Bekerja oleh Facebook dan Terciptanya Aplikasi WhatsApp
Setelah itu, Jan Koum bersama Brian Acton kemudian mencoba untuk melamar
pekerjaan di Facebook namun mereka berdua ditolak oleh Facebook.
Kemudian pada tahun 2009, saat itu Iphone sedang mengalami ketenaran dan
Jan Koum pun membelinya,
ia kemudian tertarik
pada kumpulan kontak di iphone dan juga pada app store, ia melihat
potensi besar dari aplikasi app store di iphone yang kemudian memberinya
sebuah ide yaitu menciptakan aplikasi yang dapat menampilkan status
pada kontak telepon di iphone. Ide itulah yang kemudian mendorong
terciptanya aplikasi WhatsApp.
Jan Koum memiliki teman yang bernama Alex Fishman dan kemudian ia
menceritakan ide tersebut kepadanya. Mendengar ide tersebut, Alex
Fishman kemudian memperkenalkan Jan Koum dengan Igor Solomennikov
seorang developer aplikasi Iphone. Dari perkenalannya dengan Igor, Jan
Koum kemudian berhasil mewujudkan idenya tersebut dan kemudian
menciptakan aplikasi yang kemudian ia namakan dengan WhatsApp.
Dari situ ia kemudian mendirikan perusahaan WhatsApp Inc yang berbasis
di California pada bulan Februari 2009. Jan Koum banyak menghabiskan
waktunya dengan mengembangkan aplikasi ciptaannya tersebut meskipun
aplikasi WhatsApp buatnnya masih sering mengalami crash dan bisa
dikatakan belum sempurna dan masih dalam versi awal. Saat diluncurkan
pun, aplikasinya hanya di download sekitar 250 orang saja, dan
kebanyakan dari teman-teman Jan Koum sendiri.Perkembangan WhatsApp yang lambat membuat Jan Koum hampir menyerah. Dari
situ timbul niat Jan Koum untuk menghentikan pengembangan aplikasi
tersebut dan berniat untuk bekerja apa saja. Ketika hampir menyerah,
teman baiknya, Brian Acton kemudian menyuruhnya untuk terus
mengembangkan aplikasi WhatsApp buatan Jan Koum dan memberi waktu
beberapa bulan melihat potensi besar aplikasi tersebut.
Disertai dengan rasa ragu-ragu Jan Koum terus mengembangkan aplikasi
ciptaannya. Apple kemudian datang dengan bantuan push notifications pada
tahun 2009, hal ini kemudian memberi jalan bagi Jan Koum untuk
memodifikasi aplikasi buatannya sehingga ketika pengguna WhatsApp
mengubah status di aplikasinya otomatis akan mengabarkannya di jaringan.
Perkembangan Pesat WhatsApp
Versi awal WhatsApp hanyalah sebagai update status di kontak telepon di
Iphone. Kemudian Jan Koum merilis WhatsApp v2.0 yang dilengkapi dengan
fitur pesan instan yang kemudian berhasil menaikkan jumlah pengguna
aplikasi tersebut menjadi 250 ribu pengguna. Saingan aplikasi WhatsApp
ketika itu hanyalah Blackberry Messengger (BBM) saja, namun melihat
terbatasnya penggunaan BBM hanya di ponsel Blackberry saja maka Jan Koum
terus mengembangkan aplikasinya.
Brian Acton kemudian membantu Jan Koum dengan mencari investor untuk
mendanai pengembangan aplikasi WhatsApp. Hasilnya dana yang terkumpul
sejumlah 250 ribu dollar yang berasal dari mantan karyawan Yahoo. Dan
secara resmi Acton kemudian bergabung dengan Jan Koum mengembangkan
aplikasi WhatsApp.
WhatsApp kemudian terus dikembangkan oleh Jan Koum dengan berhasil
meluncurkan fitur pengiriman foto pada tahun 2009 di Iphone selain itu
ia juga merilis WhatsApp untuk device lain seperti Android dan
Blackberry.
Kemudian WhatsApp diubah menjadi aplikasi berbayar pada tahun 2010 dan
mereka berhasil memperoleh pendapatan sebesar 5000 dollar pada bulan
pertama. Hal ini kemudian membuat investor lain banyak berdatangan untuk
menanamkan modalnya di WhatsApp seperti Sequoia Capital yang
menyuntikkan dana sebesar 8 Juta Dollar.Memasuki tahun 2011, WhatsApp buatan Jan Koum berhasil masuk dalam 20
besar aplikasi populer di App Store da sekali lagi Sequoia Capital
kembali menyuntikkan dana sebesar 50 juta dollar ke WhatsApp dan membuat
nilai WhatsApp melambung menjadi 1,5 Milyar Dollar. Hal ini kemudian
membuat perusahaan Facebook merayu Jan Koum untuk menjual WhatsApp,
Namun ditolak oleh Jan Koum. Terus berkembang kemudian pada tahun 2013,
WhatsApp berhasil memiliki pengguna aktif sekitar 200 juta.
WhatsApp Dibeli oleh Facebook dan Jan Koum Menjadi Orang Kaya Baru
Google dan Facebook kemudian berebut untuk mengakusisi WhatsApp yang
sangat itu berkembang dengan pesat. Hingga kemudian pada tahun 2013, Jan
Koum bersama Brian Acton setuju untuk menjual WhatsApp ke Facebook
dengan nilai sebesar 19 Millar Dollar. Menjadikan keduanya sebagai orang
kaya baru berkat perjuangan mereka mengembangkan aplikasi WhatsApp. Jan
Koum sendiri setelah aplikasinya berhasil dibeli oleh Facebook,
kekayaannya melonjak drastis sebesar 6,8 Milyar Dollar atau sekitar 80
Trilyun Rupiah, dan di tahun 2015 lalu kekayaannya naik sebesar 7,9
Milyar Dollar atau sekitar 109 Trilyun rupiah menurut majalah Forbes.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar