Minggu, 15 Januari 2017

Helikopter Changhe Z-11

Palembang, 15 Januari 2017
Repost : https://id.wikipedia.org/wiki/Changhe_Z-11



Changhe Z-11 adalah helikopter utilitas ringan yang dikembangkan oleh Changhe Aircraft Industries Corporation (CAIC). Menurut situs Changhe Aircraft Industries Corporation, itu diklaim menjadi helikopter indigenously yang pertama dirancang di Tiongkok. Hal ini didasarkan dari Eurocopter Ecureuil.
Proyek Z-11 dimulai pada tahun 1989 dan penerbangan pertama dibuat pada Desember 1994. Pada Oktober 2000, penerbangan uji Z-11 telah diselesaikan. Perancang umum Z-11 adalah Mr Wu Ximing (吴希明), yang juga desainer umum dari tiga helikopter Cina lainnya, termasuk WZ-10. Di bawah Mr Wu, Z-11 menjadi helikopter Cina pertama yang benar-benar dirancang oleh CAD/CAM.

Helikopter Mil Mi-24

Palembang, 15 Januari 2017
Repost : https://id.wikipedia.org/wiki/Mil_Mi-24




Mil Mi-24 (kode NATO: Hind) merupakan helikopter tempur dan pengangkut buatan Uni Soviet. Helikopter ini mulai dioperasikan pada tahun 1976 oleh Soviet, dan saat ini masih dipakai oleh 30 negara lainnya.
Kode NATO untuk helikopter ini adalah Hind, dan variannya diidentifikasikan dengan menambahkan huruf. Versi ekspor helikopter ini, Mi-25 dan Mi-35, disebut Hind D dan Hind E. Pilot Soviet menyebut helikopter ini летающий танк (letayushiy tank, atau tank terbang). Nama julukan lazim lainnnya adalah Крокодил (krokodil, atau buaya), karena bentuk dan warna kamuflasenya.[1]
Helikopter seri “Hind” produksi Mil merupakan favorit pada Perang Dingin dan terus dimodernisasi termasuk oleh Angkatan Bersenjata Russia. Helikopter berat ini mampu melaksanakan berbagai peran di dalam medan pertempuran, baik pada masa damai maupun perang, dan telah terlihat dalam berbagai peperangan dari Afrika hingga Timur Tengah dan Rusia.
Mi-24 dibuat berdasarkan helikopter transport Mi-8 “Hip” dan digabungkan dengan sistem dan subsistem dari seri Mi-17. Mi-24 orisinil mempunyai sebuah kokpit “glass house”, sangat berbeda dengan kokpit tandem. Bodi helikopter ini sangat adaptable (dapat diadaptasikan sesuai keperluan), mampu membawa sampai delapan pasukan siap tempur atau penumpang atau empat tandu berisi pasien. Sistem sayap “patah”-nya (stubbed wing) memungkinkan untuk dibawanya persenjataan dalam jumlah besar, dengan standarnya adalah pod roket, pod senapan, sistem misil anti-tank. Sistem sayap ini juga memungkinkan helikopter dilengkapi dengan misil udara-ke-udara untuk pertahanan diri. Sebuah senapan mesin juga terpasang di bagian hidung.
Mi-24 pernah terlihat dalam perang Soviet di Afganistan di mana sering menjadi target sistem misil permukaan-ke-udara Stinger milik AS. Mi-24 juga memberikan efek populer pada perak Irak-Iran 1980an melawan AH-1 Cobra milik AS. Helikopter ini telah dipakai dalam Perang Sipil Nikaragua, Sri Lanka, Invasi Kuwait, perang Rusia-Ceko, Sierra Leone, Kosovo, Pantai Gading dan Kongo. Seri Hind merupakan alternatif populer di banyak negara dimana peralatan militer semakin mahal.
Model Hind-D merupakan titik balik untuk helikopter ini karena menggunakan kokpit (berlapis baja penuh) baru dan turret bertenaga 4-barrel. Walaupun helikopter ini bukanlah sistem yang sempurna, tetapi cukup adil bahwa helikopter ini masih terdepan. Menariknya, AS mempunyai beberapa helikopter ini untuk keperluan pelatihan. Hind juga dikenal dengan "The Crocodile" atau "Devil's Chariot".


Sejarah

Dalam operasi pendaratan pasukan menggunakan puluhan Huey dan bisa mendaratkan satu batalyon pasukan, gempuran pasukan darat yang dilindungi serta didukung Cobra terbukti sangat efektif. Selain berperan untuk menggempur sarang senapan mesin musuh, Cobra yang dipersenjatai rudal TOW juga mumpuni sewaktu menghajar kendaraan berat lawan seperti ranpur angkut pasukan dan tank. Sebagai musuh bebuyutan dalam Perang Dingin sekaligus pemasok senjata bagi pasukan Vietnam Utara, Rusia termasuk yang paling risau atas kehadiran dua heli tempur AS itu. Salah satu warga Rusia yang paling risau dan sekaligus gatal terhadap kemampuan heli tempur AS di Vietnam adalah Mikhail Leont’vevich Mil perancang heli tempur bagi militer Rusia.
Bagi Mikhail peran Huey dan Cobra di Vietnam cukup menarik terutama jika dua kemampuan itu digabungkan sehingga heli transpor yang bertugas mengangkut pasukan infanteri tidak hanya berperan sebagai transpor saja tetapi juga beperan sebagai heli serang atau helikopter multirole. Pada tahun 1966, rancangan Mikhail yang merupakan mock up heli serba guna, angkut, dan sekaligus serang V-24 sudah terwujud. Dari segi kemampuan mock up V-24 merupakan heli angkut pasukan sebanyak delapan personel bersenjata lengkap dan bisa dipersenjatai dengan enam rudal atau roket serta dua senapan kanon Gsh-23 L kaliber 23 mm.
Sewaktu rancangan V-24 yang kemudian diproduksi menjadi Mi-24 ditawarkan kepada militer Rusia, sejumlah petinggi AD Rusia menolak mentah-mentah karena persenjataan pasukan darat seperti tank dianggap lebih mumpuni dibandingkan heli tempur. Mujur Deputi Menteri Pertahanan Rusia, Marsekal Andrev A. Greckho mendukung sehingga rancangan V-24 akhirnya bisa diproduksi. Industri penerbangan yang memproduksi mock up Mi-24 adalah Mil Moscow Helicopter Plant. Pada awalnya Mi-24 menyiapkan dua mesin Izotov TV3-177A turboshatf berkemampuan 1700 tenaga kuda. Jika menggunakan satu mesin bobotnya mencapai 7 ton sedangkan jika memakai dua mesin kembar, bobotnya mencapai 10,5 ton.
Perusahaan penerbangan Rusia lainnya, Kamov sempat menawarkan mesin Ka-25 Hormone ASW dengan alasan lebih murah. Tapi Mil Moscow kemudian menerapkan dua mesin baru Isotov TV3-117VMA turboshaft yang masing-masing memiliki kekuatan 2.200 tenaga kuda. Tak hanya memasang mesin versi terbaru, Mil Moscow juga mengganti persenjataan dengan senapan mesin berat Yakushev Borzov Yak B Gatling kaliber 12.7 mm yang bisa membawa 1.470 peluru dan rudal antitank, 9K 114 Shturm (AT-6 Spiral). Proses penyempurnaan rancangan untuk penempatan persenjataan, tail rotor, dan lainnya hingga masa produksi serta tahap siap diterbangkan berlangsung dari 1970-1972. Khusus untuk varian Mi-24 V dipersenjatai rudal yang bisa menjangkau jarak 8 km, AT-9.

Titanium, kevlar dan baja

Sebagai heli serang sekaligus transpor pasukan, dua awak yang bertugas mengoperasikan Mi-24 dan duduk dalam posisi tandem mendapatkan perlindungan khusus di dalam kokpit yang tahan peluru. Baik dinding kabin maupun kaca kokpit terbuat dari bahan titanium dan kaca khusus (kevlar) yang mampu menahan gempuran senapan mesin kaliber 12.7 mm. Kabin penumpang yang berada di dalam fuselage pesawat pun terlindungi dinding lapis baja sehingga kemampuan Mi-24 melebihi apa saja yang bisa dilakukan Huey. Pada awal Mi-24 dioperasikan dalam medan tempur di Afghanistan belum ada heli milik NATO yang mampu mengimbanginya. Heli buatan negara-negara Barat, khususnya produksi AS yang kemudian bisa disejajarkan untuk mengimbangi Mi-24 adalah Sikorsky UH-60 Black Hawk, heli angkut sekaligus serang yang dipersenjatai dengan rudal AGM-114 Hellfire dan roket Hydra 70.
Ketika diterjunkan ke medan perang untuk pertama kalinya oleh Somalia melawan Ethiopia dalam peperangan yang lebih dikenal Ogaden War (1977-1978), Mi-24 yang disuplai Rusia terbukti menunjukkan kehebatannya.Sebagai pendukung militer Ethiopia dalam kancah Perang Dingin, AS merasa tidak bisa berbuat banyak untuk melawan kehebatan Mi-24. Apalagi rudal Stinger buatan AS yang nantinya menjadi momok bagi Mi-24 baru bisa dioperasikan pada tahun 1980-an.
Sejak dioperasikan mulai tahun 1971, Mi-24 telah diproduski ke berbagai varian sesuai kebutuhan negara pemakai atau tantangan yang harus dihadapi di medan perang. Varian-varian Mi-24 itu antara lain Mi-24 (Hind A) yang bisa mengangkut delapan pasukan dan tiga awak dan dipersenjatai roket 57 mm, rudal antitank MCLOS 9M17 Phalanga (AT-2 Swater), dan senapan mesin kaliber 12.7 mm. Mi-24 D (Hind-D), heli tempur versi terbaru yang diproduksi tahun 1973 dan merupakan desain ulang dari Mi-24 C. Perubahan yang dilakukan pada Mi-24 D adalah pada bagian fuselage, kokpit untuk pilot dan gunner.
Ketika Perang Iran-Irak (1980-1988) berkobar Mi-24 dan variannya Mi-25 dan Mi-35 mendapat kesempatan untuk bertarung melawan AH-1 Cobra yang diterbangkan oleh pilot-pilot Iran. Duel udara itu yang merupakan wujud nyata bertemunya persenjataan produksi Perang Dingin ternyata menghasilkan skor yang seimbang.
Sesuai dengan tantangan di medan tempur yang harus dihadapi oleh AS dan lomba persenjataan di era Perang Dingin yang makin memanas, Cobra pun dikembangkan ke generasi heli tempur paling mutakhir, AH-64 Apache. Meskipun Perang Dingin telah usai dan Rusia merupakan pihak yang dikalahkan, semangat untuk menyaingi Apache terus berlanjut karena tak lama kemudian Rusia memproduksi heli serupa Mi-28 Havoc. Namun dalam proses pemasarannya, Apache yang telah terbukti unggul di berbagai medan tempur lebih laku dibandingkan Mi-28.
Ketertarikan TNI AD untuk membeli Apache atau Black Hawk seperti yang pernah dikemukakan oleh KSAD, Jenderal TNI Pramono Edhie Wibowo (angkasa.co.id) selain mencerminkan hubungan AS-Indonesia yang makin membaik juga dipengaruhi oleh harga kedua pesawat itu. Yang pasti TNI AD akan membeli sesuai dengan kebutuhan Puspenerbad dan memilih harga yang lebih murah. Di samping itu kenyataan bahwa dari sisi pengalaman tempur, Apache terbukti merupakan heli tempur paling mutakhir dan modern pada saat ini. Menurut Komandan Skadron 21/Sena Puspenerbad yang bermarkas di Pondok Cabe, Tangerang Selatan, Letkol Eko Priyanto, jika TNI AD bisa memiliki Apache maka baik dari sisi kemampuan para pilot dan daya gempur akan makin meningkat.
“Puspernerbad memang telah memiliki sejumlah heli serang Mi-35, tetapi kehadiran Apache akan makin meningkatkan kemampuan tempur TNI AD karena Apache bisa berfungsi sebagai pelindung bagi operasi tempur yang dilaksanakan oleh Bell-412 dan Mi-35 ketika sedang mendaratkan pasukan,” papar Eko yang memiliki 6.000 jam terbang sebagai pilot heli baik buatan AS maupun Rusia itu.

Karakteristik


Dasar helikopter ini dikembangkan dari Mil Mi-8, yaitu dengan dua mesin turboshaft yang memutar lima bilah baling-baling 17,5 meter utama dan tiga bilah baling-baling belakang. Posisi mesinnya menghasilkan dua saluran udara yang khas, selain itu, versi D dan selanjutnya memiliki kokpit ganda berbentuk gelembung yang membuatnya mudah dikenali.

Penempatan senjata dilakukan pada sayap pendek, yang juga berfungsi memberikan dorongan terbang, dimana setiap sayap memiliki tiga titik penempatan. Badan helikopter memiliki lapisan pelindung yang tebal, dan baling-balingnya yang terbuat dari titanium yang tahan tembakan sampai kaliber 12,7 mm. Kokpit helikopter dibuat kedap udara agar tahan dalam kondisi NBC. Mi-24 menggunakan tiga roda pendaratan yang dapat dimasukkan ke dalam badan. Sebagai helikopter angkut dan tempur, Mi-24 belum memiliki helikopter NATO yang sejenis.

Helikopter Denel Rooivalk

Palembang, 15 Januari 2017
Repost : https://id.wikipedia.org/wiki/Denel_Rooivalk



Denel Rooivalk ( sebelumnya disebut AH-2 dan CSH-2) adalah helikopter tempur serang yang dibuat Denel dari Afrika Selatan. Rooivalk adalah bahasa Afrika untuk " Kestrel Merah ".
Angkatan Udara Afrika Selatan atau South African Air Force (SAAF) memesan 12 helikopter Rooivalks ini, dinamakan Rooivalk Mk 1 dalam Angkatan Udara Afrika Selatan SAAF, dan pertama secara resmi ditandatangani pada April 2011. Helikopter ini terbang pada Squadron 16, yang bermarkas pada AFB Bloemspruit dekat Bloemfontein.
Denel (selanjutnya Atlas) AH-2 Rooivalk (yang berarti sejenis burung elang) merupakan proyek domestik dan sangat ambisius dari Afrika Selatan. Pada saat pengembangannya, helikopter ini diharapkan menjadi helikopter terhebat yang pernah dibuat. Sayangnya karena pembengkakan biaya, minimnya produksi dan tidak adanya pesanan dari negara lain menjadikan desainnya ketinggalan zaman dan pada saat ini menjadi pertimbangan pemerintah mengenai nasib helikopter ini.
Rooivalk dibuat karena kebutuhan AU Afrika Selatan akan helikopter tempur yang lebih hebat. Atlas (sebelumnya Denel) membuat desain XH-1 Alpha sebagai bahan riset pengembangan helikopter. XH-1 didasarkan pada helikopter Perancis Aerospatiale Alouette III yang masih menggunakan teknologi tahun 1960an. XH-1 terbang pertama pada awal 1986 yang diikuti dua XTP-1 Beta yang dikonversi. Berdasarkan ters tersebut, mereka membuat XH-2 yang terbang pada 1990. Dari XH-2, dua lagi model pengembangan dibuat yaitu XDM dan EDM.
Produksi Rooivalks mulai diterima pada awal 1999 dengan pembatasan hanya 12 contoh. Versi AL juga masih dalam pertimbangan, akan tetapi karena banyaknya masalah sangat mungkin untuk dibatalkan. Status masa depan Rooivalks sampai saat ini masih dalam perdebatan.


Karakteristik umum

  • Kru: 2 (pilot & senjata sistem petugas)
  • Panjang: 18,73 m [ 15 ] (61 ft 5 1 / 2 in)
  • Diameter rotor: 15,58 m (51 ft 1 1 / 2 in)
  • Tinggi: 5.19 m (17 ft 0 ¼ in)
  • Daerah Disc: 190,60 m 2 (2,052.1 sq ft)
  • Berat kosong : 5.730 kg (£ 12.632)
  • Berat Loaded: 7.500 kg (£ 16.535)
  • Max. berat lepas landas : 8.750 kg (£ 19.290)
  • Powerplant : 2 × Turbomeca Makila 1K2 turboshafts , 1.420 kW (1.904 shp) masing-masing
  • Kapasitas bahan bakar internal: 1.854 L (489,8 galon AS)

Prestasi

  • Tidak pernah melebihi kecepatan : 309 km / h (167 knot, 193 mph)
  • Cruise speed : 278 km / h (150 knot, 173 mph) di permukaan laut (max cruise)
  • Rentang : 740 km (380 nm , 437 mi) di permukaan laut (max intern bahan bakar)
  • Kisaran Ferry : 1.335 km (720 nm, 829 mi) di 1525 m (5.000 ft) (bahan bakar eksternal max)
  • Layanan langit-langit : 6.100 m (20.000 kaki)
  • Tingkat panjat : 13,3 m / s (2.620 ft / min)

Persenjataan

  • 1 × F2 20 mm meriam , 700 putaran
  • 8 atau 16 × Mokopa ZT-6 jarak jauh rudal anti-tank dipandu (ATGM),
  • 4 × MBDA Mistral rudal udara-ke-udara ,
  • 38 atau 76 × 70 mm lipat sirip roket udara (FFAR)

Helikopter Bell AH-1 SuperCobra

Palembang, 15 Januari 2017
Repost : https://id.wikipedia.org/wiki/Bell_AH-1_SuperCobra



H-1 SuperCobra adalah jenis helikopter serang bermesin ganda yang dirancang dan diproduksi oleh perusahaan Bell Helicopter. Pabrikan pesawat helikopter yang berkedudukan di Hurst, Texas, USA ini telah membuat beberapa versi helikopter yang menjadi andalan militer AS. Selain AH-1 SuperCobra, Bell yang bekerjasama dengan Boeing juga telah membuat pesawat hybrid V-22 Osprey yang terkenal itu.
AH-1 SuperCobra dikembangkan berdasarkan desain AH-1 Cobra, helikopter tempur versi sebelumnya yang digunakan oleh Angkatan Darat AS di Vietnam. Selama beberapa tahun AH-1 SuperCobra menjadi tulang punggung Korps Marinir AS, namun secara bertahap keberadaannya mulai diganti oleh helikopter tempur Bell AH-1Z Viper.
Pada pertengahan dasawarsa 1960-an Korps Marinir AS sangat tertarik dengan helikopter AH-1G Cobra yang digunakan oleh Angkatan Darat, dan ingin agar helikopter tersebut dimodifikasi menjadi bermesin ganda untuk meningkatkan keselamatan operasional di kawasan perairan. Awalnya Departemen Pertahanan AS menolak keras untuk memberikan helikopter Cobra bermesin ganda kepada Korps Marinir, departemen ini ingin memberikan helikopter yang sama seperti yang digunakan oleh Angkatan Darat. Tapi akhirnya Korps Marinir memenangkan permintaannya dan pada Mei 1968 mereka memberi kontrak kepada perusahaan Bell untuk membuat 49 unit helikopter AH-1J SeaCobra yang memiliki mesin ganda.
Helikopter tempur AH-1 SuperCobra (varian AH-1J) melakukan penerbangan perdana pada tahun 1969. Selanjutnya varian AH-1J mulai dioperasikan pada tahun 1971, lalu menyusul varian AH-1W pada tahun 1986.
Meskipun dikenal sebagai helikopter tempur bermesin ganda, beberapa varian AH-1 SuperCobra masih bermesin tunggal, yaitu AH-1G, AH-1Q, AH-1S/P/E/F, dan tentu saja AH-1 Cobra. Dan varian selebihnya adalah bermesin ganda seperti dibawah ini:
AH-1J SeaCobra, ini varian asli atau awal dari versi mesin ganda. AH-1J Internasional, versi ekspor dari varian AH-1J SeaCobra. AH-1T Improved SeaCobra, upgrade dari varian sebelumnya dengan menambah panjang ukuran tailboom serta peningkatan mesin dan transmisi. AH-1W SuperCobra, juga dikenal dengan nama Whiskey Cobra, varian yang bisa diandalkan untuk operasional pada siang mapun malam hari, juga dilengkapi dengan mesin yang lebih kuat dan persenjataan yang lebih maju. AH-1(4B)W Viper, ini versi uji coba dengan empat bilah baling-baling. Varian asli hanya memiliki dua bilah baling-baling. Rotor yang digunakan sama seperti yang dimiliki helikopter Bell 680. Sebuah prototipe telah dikonversi dari AH-1T 161022. AH-1Z Viper, varian baru yang juga dijuluki "Zulu Cobra". Dikembangkan bersamaan dengan varian UH-1Y Venom pada Program H-1. Peningkatan meliputi penggunaan empat bilah baling-baling dan menambah Sistem Penargetan Malam (NTS: Night Targeting System). Model 309 King Cobra, versi eksperimental untuk helikopter serang yang mampu dioperasikan dalam segala macam kondisi cuaca. Desain dasar diambil dari AH-1G dan AH-1J. Dua prototip 309 King Cobra telah dibuat. Yang pertama menggunakan mesin PW&C T400-CP-400, sedangkan prototip kedua menggunakan mesin Lycoming T-55-L-7C. CobraVenom, varian yang ditawarkan kepada Inggris. AH-1RO Dracula, varian yang ditawarkan kepada Rumania. AH-1Z King Cobra, pernah ditawarkan kepada Turki untuk Program ATAK, program pengembangan helikopter tempur yang dikerjakan oleh Turkish Aerospace Industries dan AgustaWestland yang menghasilkan helikopter tempur T-129. Tawaran varian AH-1Z King Cobra ini dibatalkan karena Bell dan Turki tidak bisa mencapai kesepakatan mengenai produksi. Panha 2091, versi upgrade varian AH-1J International yang dikembangkan oleh Iran tanpa seizin Bell.


Karakteristik umum

  • Kru: 2: pilot co-pilot/gunner (CPG)
  • Panjang: 53 ft 5 in (16,3 m) (dengan kedua rotor berputar)
  • Diameter rotor: 43 ft 11 in (13,4 m)
  • Tinggi: 13 ft 5 in (4.1 m)
  • Berat kosong : £ 6.610 (2.998 kg)
  • Max. berat lepas landas : £ 10.000 (4.540 kg)
  • Powerplant : 1 × Pratt & Whitney Canada T400-CP-400 (PT6T-3 Twin-Pac) turboshaft , 1.800 shp (1.342 kW)
  • Jumlah output mesin: 1.530 shp (1.125 kW) dibatasi oleh helikopter drivetrain [ 4 ]
  • Sistem rotor : 2 pisau pada rotor utama, 2 pisau pada rotor ekor
  • Panjang pesawat: 45 ft 9 in (13,5 m)
  • Rintisan sayap rentang: 10 ft 9 in (3,28 m)

Prestasi

  • Tidak pernah melebihi kecepatan : 190 knot (219 mph, 352 km / h)
  • Kecepatan maksimum : 152 knot (175 mph, 282 km / h)
  • Rentang : 311 nm (358 mil, 576 km)
  • Layanan langit-langit : 10.500 ft (3.215 m)
  • Tingkat panjat : 1.090 ft / menit (5.54 m / s)

Persenjataan

  • 20 mm (0.787 in) M197 3-laras meriam gatling di M97 turret (750 putaran kapasitas amunisi)
  • 2,75 (70 mm) Mk 40 atau Hydra 70 roket - 14 roket dipasang dalam berbagai peluncur
  • 5 di (127 mm) Zuni roket - 8 roket dalam dua 4-putaran LAU-10D / A peluncur
  • AIM-9 Sidewinder rudal anti-pesawat - 1 dipasang pada setiap hardpoint

Helikopter Agusta A129 Mangusta

Palembang, 15 Januari 2017
Repost : https://id.wikipedia.org/wiki/Agusta_A129_Mangusta



Agusta A129 Mangusta (English: Mongoose) adalah helikopter tempur serang yang aslinya didesain dan diproduksi Agusta di Italy. helikopter ini merupakan helikopter tempur pertama yang didesain dan diproduksi di Eropa Barat.
TAI/AgustaWestland T-129 ATAK versi derivatif dari Agusta A129 Mangusta, yang dikembangkan dan merupakan tanggung jawab Turkish Aerospace Industries (TAI), dengan AgustaWestland sebagai rekan utama.
Helikopter A 129 Mangusta ("Mongoose") dikembangkan sebagai helikopter varian seri A 109. Helikopter desain baru ini lebih besar dan sangat berbeda dengan pendahulunya. Helikopter yang diberi kode A 129 ini menjadi helikopter yang benar-benar baru. Selanjutnya, diklasifikasikan sebagai helikopter serang medium dengan peran sebagai pengintai bersenjata, A 129 menjadi heli utama angkatan bersenjata Italia. Proyek A 129 dimulai pada awal 1978 untuk memenuhi kebutuhan angkatan bersenjata Italia, akan tetapi produksi pertamanya dimulai pada akhir 1990 dan purwarupanya terbang pada 1983.
Tempat duduk semua varian A 129 adalah tandem, dengan pilot lebih tinggi di belakang dan penembak di bagian depan kokpit. Kaca kokpit terdiri dari panel datar yang transparan untuk mengurangi efek kilatan yang mengganggu pandangan awak. Bagian samping kaca dapat terbuka dalam kondisi darurat. Varian A 129 sangat terbatas, versi “Internasional” dan versi “Tempur” standar menawarkan modifikasi berbeda dengan helikopter standarnya.
Versi “Internasional” A 129 dikembangkan sebagai versi ekspor untuk memenuhi pesanan pihak asing. Helikopter ini berbeda dengan A 129 standar dalam hal pemakaian dua mesin turboshaft LHTEC T800. Sebuah senapan bawah-hidung juga dapat ditambahkan sebagai gabungan persenjataan yang termasuk di dalamnya misil anti-tank TOW dan pod roket. Misil udara-ke-udara Stinger juga dapat digunakan.


Karakteristik umum

  • Kru: 2: pilot dan senjata petugas sistem
  • Panjang: 12,28 m (40 ft 3 in)
  • Diameter rotor: 11,90 m (39 ft 1 in)
  • Tinggi: 3.35 m (11 ft 0 in)
  • Daerah Disc: 111.22 m² (1,197.25 ft ²)
  • Berat kosong : 2.530 kg (£ 5575)
  • Max. berat lepas landas : 4.600 kg (£ 10.140)
  • Powerplant : 2 × Rolls-Royce Gem 2-1004D (lisensi dibangun oleh Piaggio) turboshafts , 664 kW (890 shp) masing-masing
  • Sistem rotor : 4 pisau pada rotor utama

Prestasi

  • Kecepatan maksimum : 278 km / h (148 knot, 170 mph)
  • Cruise speed : 229 km / h (135 knot, 155 mph)
  • Rentang : 510 km (275 nm, 320 mi)
  • Kisaran Ferry : 1.000 km (540 nm, 620 mi)
  • Layanan langit-langit : 4.725 m (15.500 kaki)
  • Tingkat panjat : 10,2 m / s (2.025 ft / min)

Persenjataan

  • Senjata: 1 × 20 mm (0.787 in) M197 tiga barrel gatling-jenis meriam (500 putaran) dalam Light *TM197B turreted Gun System (hanya versi CBT)
  • Rockets: 4 buah dengan
    • 38 × 81 mm (3.19 in) roket terarah atau
    • 76 × 70 mm (2,75 in) roket terarah atau
    • 12,7 mm mesin-pod senapan
  • Rudal:
    • 8 × AGM-114 Hellfire atau BGM-71 TOW rudal anti-tank
    • 4-8 × AIM-92 Stinger atau Mistral rudal anti-pesawat

Helikopter Bell AH-1Z Viper

Palembang, 15 Januari 2017
Repost : https://id.wikipedia.org/wiki/Bell_AH-1Z_Viper



Bell AH-1Z Viper adalah helikopter tempur serang bermesin ganda yang berbasis pada AH-1W SuperCobra, helikopter - helikopter tersebut merupakan pengembangan dari United States Marine Corps. Ciri AH-1Z adalah empat bilah baling - baling, bearingless, composite main rotor system, uprated transmission, dan new target sighting system . AH-1Z adalah bagian program upgrade H-1 . helikopter ini juga disebut "Zulu Cobra" yang merujuk pada varian berikutnya.
AH-1Z menggabungkan teknologi rotor baru dengan avionik militer upgrade, sistem senjata, dan sensor elektro-optik di platform senjata terintegrasi. Ini telah meningkatkan survivabilitas dan dapat menemukan target pada jarak yang lebih panjang dan menyerang mereka dengan senjata presisi.


Karakteristik umum

  • Kru: 2: pilot co-pilot/gunner (CPG)
  • Kapasitas: £ 6.661 (3.021 kg)
  • Panjang: 58 ft 3 in (17,8 m)
  • Diameter rotor: 48 ft (14,6 m)
  • Tinggi: 14 ft 4 in (4,37 m)
  • Daerah Disc: 1.808 ft ² (168,0 m²)
  • Berat kosong : £ 12.300 (5.580 kg)
  • Berguna beban: £ 5.764 (2.620 kg)
  • Max. berat lepas landas : £ 18.500 (8.390 kg)
  • Powerplant : 2 × General Electric T700-GE-401C turboshaft , 1.800 shp (1.340 kW) masing-masing
  • Sistem rotor: 4 bilah rotor utama pada, 4 bilah rotor ekor pada

Prestasi

  • Tidak pernah melebihi kecepatan : 222 knot (255 mph, 411 km / jam) dalam menyelam
  • Cruise speed : 160 kn (184 mph, 296 km / h)
  • Rentang : 370 nm (426 mil, 685 km)
  • Radius tempur : 125 nm (144 mil, 231 km) dengan £ 2.500 (1.130 kg) payload
  • Layanan langit-langit : 20.000 + ft (6.100 m +)
  • Tingkat panjat : 2.790 ft / menit (14,2 m / s)

Persenjataan

  • Senjata: 1 x 20 mm (0.787 in) M197 3-laras meriam gatling di A/A49E-7 turret (750 kapasitas amunisi bulat)
  • Cantelan : Sampai 6 stasiun pylon di sayap rintisan
  • Rockets: 2,75 in (70 mm) Hydra 70 roket - Dipasang pada LAU-68C / A (7 shot) atau LAU-61D / A (19 tembakan) peluncur
  • Rudal:
    • AIM-9 Sidewinder rudal udara-ke-udara - 1 dipasang pada setiap stasiun ujung sayap (total 2)
    • AGM-114 Hellfire rudal udara-ke-permukaan - Sampai dengan 16 rudal dipasang dalam empat peluncur rudal M272 4 putaran, dua di setiap sayap

Avionics

  • Lockheed Martin / Northrop Grumman AN/APG-78 Longbow api radar kontrol

Helikopter Eurocopter Tiger

Palembang, 15 Januari 2017
Repost : https://id.wikipedia.org/wiki/Eurocopter_Tiger



Eurocopter Tiger (sebutan perusahaan EC 665) adalah helikopter tempur serang yang dibuat Eurocopter. Di Jerman dikenal sebagai the Tiger; di Perancis dan Spanyol helikopter ini disebut the Tigre.
Pada awalnya, helikopter serbu Eurocopter Tiger EC-665 dikembangkan dan dibuat untuk Angkatan Darat Jerman dan Angkatan Darat Perancis. Helikopter ini diproduksi dalam 3 konfigurasi, versi multi-peran dukungan serangan (UHT) untuk AD Jerman, multi-peran tempur (HAD) dan multi-peran dukungan tempur (HAP) untuk AD Perancis. Tiger EC-665 diproduksi oleh perusahaan Eurocopter yang dibentuk oleh perusahaan-perusahaan dirgantara Eropa yaitu DaimlerChrysler Aerospace (Jerman), Aerospatiale Matra (Perancis) dan CASA (Spanyol).
Purwarupa Eurocopter Tiger EC-665 diterbangkan pertama kali pada bulan April 1991. Proses produksinya dimulai pada bulan Maret 2002. Sedangkan penerbangan perdana dari hasil produksi ini dilakukan oleh Eurocopter Tiger versi HAP pesanan Angkatan Darat Perancis pada bulan Maret 2003.
Badan pesawat helikopter Tiger terbuat dari bahan yang terdiri dari 80% serat karbon yang diperkuat dengan polimer dan Kevlar, 11% aluminium, dan 6% titanium. Sedangkan rotor terbuat dari bahan serat plastic yang mampu menahan dari kerusakan akibat pertempuran dan serangan kawanan burung. Untuk antisipasi sambaran petir serta gelombang kejut elektromagnetik, helikopter tempur ini mengandalkan lapisan tembaga / perunggu pada badan pesawat.
Eurocopter Tiger menyediakan kursi tandem (2 kursi depan belakang) untuk awak. Pilot duduk di kursi depan, sedangkan operator persenjataan duduk pada kursi belakang. Posisi kursi depan dan belakang diletakkan agak berlawanan sehingga pandangan ke depan operator persenjataan tidak terganggu oleh pilot.


Karakteristik umum

  • Kru: Dua: pilot dan senjata petugas sistem
  • Panjang: 14,08 m pesawat (46 ft 2 in)
  • Rotor diameter: 13.00 m (42 ft 8 in)
  • Tinggi: 3,83 m (12 ft 7 in)
  • Disc area: 133 m² (1.430 ft ²)
  • Berat kosong : 3.060 kg (£ 6750)
  • Max. berat lepas landas : 6.000 kg (13.000 lb))
  • Powerplant : 2 × MTU Turbomeca Rolls-Royce MTR390 turboshafts , 873 kW (1.170 shp) masing-masing
  • Bahan bakar internal kapasitas: 1.080 kg (2.380 lb)

Prestasi

  • Kecepatan maksimum : 290 km / jam dengan tiang, 315 km / jam tanpa tiang (157 knot, 181 mph dengan tiang, 170 knot atau 196 mph tanpa tiang)
  • Rentang : 800 km (430 nm, 500 mil) memerangi (dengan tangki eksternal dalam kapal stasiun: 1.300 km)
  • Layanan langit-langit : 4.000 m (13.000 ft)
  • Tingkat panjat : 10,7 m / s (2.105 ft / min)

Persenjataan

Senjata:

  • 1 × 30 mm (1,18 in) GIAT 30 meriam di dagu menara, sampai dengan 450 putaran.
  • Pada setiap dua cantelan batin dan dua cantelan terluar Tiger Eurocopter dapat membawa kombinasi senjata berikut:
    • Batin cantelan :
      • 1x 20 mm (0.787 in) polong autocannon, atau
      • 22x 68 mm (2,68 in) SNEB roket terarah dalam pod, atau
      • 19x 70mm (2,75 di) Hydra 70 roket terarah dalam pod atau
      • 4x AGM-114 Hellfire rudal (Australia / Perancis) atau
      • 4x Spike-ER rudal (Spanyol) atau
      • 4x PARS 3 LR rudal (Jerman) atau
      • 4x HOT3 rudal (Jerman)
    • Outer cantelan :
      • 2x Mistral udara-ke-udara rudal, atau
      • 12x 68 mm (2,68 in) SNEB terarah roket di sebuah pod atau
      • 7x 70mm (2,75 di) Hydra 70 roket terarah dalam pod